Terorisme, Teori Balon, dan Lone Wolf
Aksi teror kembali menyerang Eropa. Jumat petang (22/7/2016) teroris secara brutal menembak sejumlah orang di restoran cepat saji Mc Donald’s yang berada di pusat perbelanjaan Olympia Munich Jerman. Aksi keji tersebut mengkibatkan sedikitnya 8 korban tewas. Hingga saat ini belum diketahui siapa dan apa motif dari pelaku melakukan aksi tersebut.
Berkaca dari aksi teror sebelumnya di wilayah Eropa yang lain, terlihat bahwa Eropa menjadi dampak dari penetrasi kepada ISIS di Suriah. Teori balon atas kelompok radikal kanan terjadi. Tekanan yang kuat di Suriah kepada kelompok ISIS menyebabkan kelompok tersebut terurai dan mengembang di tempat lain.
Perancis menjadi daerah yang sering menjadi korban aksi teror oleh kelompok radikal kanan. Peristiwa di Nice Perancis Kamis (14/7/2016) dengan model menabrakkan kendaraan ke kerumunan orang dipilih sebagai bentuk aksi teror. Korban berjatuhan, 84 orang tewas dan lainnya luka. Pelaku dari aksi ini Mohamed Lahouaiej Bouhlel adalah seorang migran kelahiran Tunisia yang sudah menjadi warga negara Perancis.
Sebelumnya Perancis sudah beberapa kali menjadi korban aksi teror, yang diklaim hasil aksi dari kelompok radikal kanan. Langkah Perancis memerangi kelompok radikal kanan di Timur Tengah cukup signifikan, dan hal inilah yang membuat kelompok radikal kanan balas dendam kepada Perancis.
Dampak teori balon dengan adanya tekanan kepada ISIS di Suriah yang berimplikasi dengan aksi-aksi radikal kanan di tempat lain tidak semata ada perpindahan pelaku dari Suriah ke tempat lain. Tekanan terhadap ISIS di Suriah bisa memunculkan rasa simpati dari orang lain dan tempat lain. Dengan kemajuan teknologi maka orang yang bersimpati ini bisa tergalang oleh ISIS atau justru secara perorangan mengembangkan diri menjadi teroris tunggal (lone wolf).
Selain terjadi secara global, teori balon akan terjadi juga di Indonesia. Kelompok Mujahidin Indonesia Timur yang dihancurkan oleh Tim Satgas Tinombala, membuat kelompok ini habis. Namun masih ada sponsor dan simpatisan dari kelompok Mujahidin Indonesia Timur yang siap untuk melakukan aksi di tempat selain Poso sebagai simbol balas dendam dan eksistensi.
Waspada
Saat ini diketahui sudah terjadi arus balik kombatan ISIS. Simpatisan ISIS yang berasal dari banyak negara dan menjadi kombatan di Suriah mulai kembali ke negaranya masing-masing. Arus balik ini patut diwaspadai dan diawasi dengan ketat. Mantan kombatan ISIS ini bisa bergabung dengan kelompok radikal kanan yang eksis di Indonesia, atau membentuk kelompo sendiri eks kombatan Suriah. Mantan kombatan juga bisa bergerak sendiri untuk melakukan aksinya (lone wolf).
Mereka yang pernah menjadi kombatan ISIS di Suriah sudah mempunyai ketrampilan baru sebagai modal melakukan aksi teror. Selain ketrampilan mereka juga mempunyai jaringan global yang cukup berbahaya. Ideologi mereka juga semakin kuat dan radikal karena terbentuk di daerah konflik yang berlatar belakang kepentingan ideologi.
Pemerintah perlu melakukan pengawasan dengan ketat terhadap mantan kombatan ISIS di Suriah, Penindakan dan penegakaan hukum perlu dilakukan terhadap mantan kombatan ISIS di Suriah jika mereka kembali ke Indonesia. Warga Negara yang sudah bergabung dengan kelompok radikal yang berperang melawan negara sahabat Idonesia tentu tidak bisa dibiarkan bebas begitu saja.
Langkah-langkah yang disarankan untuk mencegah aksi terorisme dari arus balik kombatan ISIS dan dampak teori balon adalah :
- Menjalin kerjasama intelijen yang erat secara internasional dengan negara lain. Kerjasama ini diharapkan menghasilkan data peta kekuatan jaringan teror secara global sehingga bisa menjadi bahan untuk pengambilan keputusan.
- Menjalin kerjasama intelijen di tingkat nasional. BNPT selaku stake holder penanggulangan terorisme sebaiknya bersama BIN menjadi koordinator informasi terkait ancaman dan potensi teror dari berbagai lembaga intelijen seperti BIN, BAIS, Intelkam Polri, Imigrasi, dan tokoh-tokoh masyarakat sebagai sumber informasi langsung.
- Mengawasi dengan ketat peredaran bahan kimia, bahan peledak dan senjata api.
- Mewaspadai bentuk teror seperti yang terjadi di Nice Perancis dengan menabrakkan mobil ke sasaran. Jasa sewa mobil dan layanan lainnya yang terkait dengan kendaraan patut diwaspadai dan bekerja lebih ketat.
- Mendorong masyarakat melakukan pengawasan sosial dan melaporakannnya secara cepat kepada aparat setempat jika terjadi potensi atau indikasi aktivitas radikal.
Terorisme akan sulit dibendung. Tekanan di suatu tempat justru akan mengembangkan di tempat lain, seperti teori balon. Berkembangnnya kelompok teroris di tempat lain bisa memunculkan aksi teror oleh kelompok baru atau bahkan oleh pelaku tunggal (lone wolf) dengan motif balas dendam. Terorisme harus dicegah, pemerintah harus menyiapkan langkah-langkah untuk hal tersebut. Langkah tanggap darurat juga wajib disiapkan, Tidak lupa tentu saja strategi dan pelaksanaan pemulihan karena terorisme pasti menimbulkan korban, termasuk korban dari keluarga pelaku teror.
Mari tingkatkan kewaspadaan, ancaman terorisme semakin kuat, jangan terlena dengan kegaduhan yang tidak perlu. Mewaspadai terorisme lebih tepat daripada mewaspadai game Pokemon-Go.
*) Stanislaus Riyanta, peneliti masalah keamanan, alumnus Pascasarjana Kajian Stratejik Intelijen Universitas Indonesia, tinggal di Jakarta.