Bermain Skenario (1)

Skenario adalah sebuah alat untuk menata persepsi tentang pilihan alternatif dari sebuah masa depan (Peter Schwatz 1991). Skenario pun dapat juga diartikan sebagai sebuah bagian dari strategi perencanaan yang menghubungkan alat dan teknologi untuk memanajemen ketidakpastian masa depan (Gill Ringland 1998) atau skenario dapat diartikan sebagai sebuah metode untuk membayangkan kemungkinan masa depan (Paul Shoemaker 1995).
Skenario dapat membantu penggunanya dalam menjawab pertanyaan mengenai kejadian apa yang mungkin terjadi di masa depan? atau apa yang akan terjadi jika …?.
Skenario pada dasarnya berbeda dengan ramalan (forecast). Skenario pun berbeda pula dengan visi.
Skenario
1. Skenario menggambarkan masa depan yang sifatnya “plausible” dan “possible”.
2. Skenario di dasarkan pada ketidakpastian tentang masa depan.
3. Dalam pembuatan skenario, resiko akan digambarkan secara jelas.
4. Metode yang digunakan bersifat kualitatif atau kuantitatif.
5. Di dalam sebuah skenario, seorang pengambil kebijakan perlu pengetahuan untuk memutuskan.
6. Metode skenario sangat jarang digunakan.
7. Skenario sangat cocok untuk digunakan dalam menyusun perencanaan jangka menengah dan panjang.
8. Skenario memiliki tingkat ketidakpastian yang tinggi.
Ramalan
1. Ramalan menggambarkan masa depan yang sifatnya “probable”.
2. Ramalan di dasarkan pada hubungan yang pasti.
3. Dalam meramal, resiko akan cenderung disembunyikan.
4. Metode yang digunakan bersifat kuantitatif.
5. Di dalam sebuah ramalan, seorang pengambil kebijakan perlu keberanian untuk memutuskan.
6. Ramalan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
7. Ramalan sangat cocok untuk digunakan dalam menyusun perencanaan jangka pendek.
8. Ramalan memiliki tingkat ketidakpastian yang rendah.
Visi
1. Visi cenderung menggambarkan masa depan yang sifatnya “Desired Future”.
2. Visi didasarkan pada nilai.
3. Dalam visi, resiko akan cenderung disembunyikan.
4. Metode yang digunakan bersifat kuantitatif.
5. Di dalam sebuah visi, seorang pengambil kebijakan cenderung bersifat “energizing” dalam memutuskan.
6. Visi sering dijumpai dalam setiap organisasi.
7. Visi sifatnya memicu sebuah perubahan
Ada tujuh kriteria dalam membuat skenario yang baik yang dirancang untuk sebuah tujuan strategis :
1.Decision making power, maksudnya dalam menyusun sebuah skenario sangat diperlukan political will dari seorang pengambil keputusan.
2.Plausibility, maksudnya sebuah skenario harus berada dalam batasan kejadian masa depan yang memiliki kemungkinan realistis
3.Alternatives, maksudnya memiliki lebih dari satu pilihan kemungkinan masa depan
4.Consistency, maksudnya setiap skenario harus konsisten secara internal. Tanpa konsistensi internal, senuah skenario tidak akan kredibel. Logika skenario sangat penting
5.Differentiation, maksudnya dalam menggambarkan kemungkinan masa depan perlu melakukan pembedaan yang jelas mengenai sebuah tren baik dalam segi budaya, lingkungan, sosial, politik, ekonomi dll
6.Memorability, maksudnya skenario yang baik harus memuat gambaran masa depan yang mudah diingat dan diterima oleh logika
7.Challenge, maksudnya sebuah skenario yang baik akan selalu memunculkan tantangan baru sebagai masukan bagi pembuat skenario mengenai masa depan yang di inginkan.
Skenario memang jarang digunakan karena memiliki tingkat ketidakpastian yang tinggi. Namun skenario memiliki beberapa kelebihan. Beberapa kelebihan dalam konsep skenario, antara lain:
1.Brain – Compatible Format. Skenario dibuat dalam bentuk narasi meliputi gambar dan cerita. Hal itu membuat skenario mudah untuk di ingat.
2.Opening – Up of Divergent Thinking. Serangkaian skenario seharusnya melingkupi alternatif masa depan yang berbeda-beda secara kualitatif. Dengan memaksa ingatan kita untuk berfikir dari berbagai arah yang berlawanan, hal ini melatih otak kita untuk mengeksplorasi apa yang tidak terpikirkan sebelumnya dan meningkatkan kemampuan untuk meramalkan kejadian di luar kebiasaan.
3.Complexity – reducing format. Melalui skenario, bisnis yang rumit atau ruang lingkup permasalahan yang begitu luas dapat dikurangi sehingga dapat mengelola ketidakapastian masa depan.
4.Communicative format. Skenario mudah untuk dikomunikasikan dan didiskusikan.
Selain beberapa kelebihan terdapat pula beberapa kelemahan dari skenario yang membuatnya tidak dapat diaplikasikan secara luas. Kelemahan tersebut antara lain:
1.Uncertainty in conclusions. Skenario tidak memberikan satu jawaban tunggal tentang masa depan sehingga hal tersebut menimbulkan rasa tidak aman bagi pengambil kebijakan.
2.Counterintuitive to managerial simplicity. Hasil dari skenario tidak sesuai dengan penyederhanaan dalam ilmu manajemen yang menyatakan bahwa terdapat satu jawaban yang benar dalam setiap pertanyaan.
3.Soft methods dan soft answer. Teknik skenario yang bersifat kualitatif berdasarkan alasan dan pola intuisi, meskipun demikian analisis seringkali merupakan bagian dari sebuah proses.
4.Time-consuming. Alasan lainnya mengapa pengambil kebijakan enggan menggunakan teknik ini dikarenakan proses pembuatan skenario memerlukan waktu yang relatif panjang.