PSBB KUNCI SUKSES TANGANI COVID-19
Foto: Ilustrasi, sumber foto: Kompas.com
Oleh : Asri Malik Ikhbal *)
Himbauan untuk melaksanakan ibadah selama bulan Ramadan di rumah saja dijalankan dengan baik oleh masyarakat muslim. Hal itu terlihat dari hasil survei yang dilakukan oleh Komnas HAM. Survei yang dilakukan secara daring selama bulan Ramadan 2020 kepada 669 responden diketahui sebanyak 632 orang atau 94,5% patuh beribadah di rumah, sisanya 37 orang menyatakan tetap memilih beribadah di masjid.
“Survei ini menunjukkan bahwa masyarakat yang memiliki kesadaran akan kesehatan diri dan lingkungan serta mengikuti imbauan pemerintah jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan yang tidak,” ungkap Komisioner bidang pengkajian dan penelitian Komnas HAM, Choirul Anam, dalam diskusi daring bertajuk Laporan Hasil Survei Kepatuhan Masyarakat untuk Beribadah di Rumah selama Ramadan 1441 H untuk Menanggulangi Wabah Covid- 19, di Jakarta.
Dalam survei tersebut juga didapatkan data bahwa mayoritas masyarakat atau 28,4% yang tidak beribadah di rumah beralasan karena merasa beribadah di masjid lebih khusyuk atau fokus jika dibandingkan di rumah. Sisanya memiliki beragam alasan, mulai tidak mengetahui imbauan pemerintah hingga lingkungan tidak mendukung atau masih mayoritas beribadah di masjid.
Meski minim, masih adanya masyarakat yang mengabaikan imbauan untuk beribadah di rumah, kata Choirul, merupakan tantangan bagi semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun tokoh-tokoh agama.
Kepala Bagian Penyuluhan Komnas HAM, Mimin Dwi Hartono, mengatakan pelibatan semua pihak, khususnya tokoh agama dan masyarakat, sangat pentig dilakukan. Pemerintah harus lebih melibatkan mereka agar imbauan melakukan ibadah di rumah dijalankan secara maksimal. “Harus ada pendekatan agar tokoh agama dan masyarakat ikut terlibat mengimbau masyarakat di tengah kondisi pandemi ini,” tutur Mimin.
Selanjutnya, imbuh Choirul, sebanyak 70,8% dari 669 responden mengatakan setuju adanya sanksi bagi masyarakat yang tidak mematuhi imbauan pemerintah untuk beribadah di rumah, khususnya selama bulan Ramadan dan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) masih berjalan.
Menurut penulis, untuk menghindari kecurigaan terhadap publik dan responden, sebaiknya Komnas HAM ataupun institusi apapun dalam membuat survey jangan hanya menyoroti masalah yang terkait dengan kalangan Islam semata, sebaiknya ketaatan beribadah di rumah saja selama pandemi Covid-19 juga harus ditanyakan ke responden atau umat agama yang lainnya, jadi jangan sampai terkesan umat Islam yang menyebabkan penyebaran pandemi Covid-19 lama tidak tertangani.
Bagaimanapun juga, pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (large scle social restrictions) yang kontinyu, tidak plin plan dan tuntas dilaksanakan akan menjadi kunci sukses untuk mengatasi pandemi Covid-19, namun publik atau masyarakat sudah memiliki penilaian tersendiri terkait pelaksanaan PSBB selama ini, dan jelas persepsi publik akan berbeda dengan persepsi atau analisa atau penilaian yang dilakukan oleh pihak pemerintah. PSBB atau perang melawan Covid-19 membutuhkan kesabaran, kekonsistenan seluruh elemen masyarakat dan keteladanan seluruh mereka yang memiliki kekuasaan baik tokoh formal maupun tokoh informal, tanpa itu semua PSBB tidak akan pernah menjadi kunci sukses dan Covid-19 akan semakin merajalela walaupun saat ini diklaim trendnya sedang mengalami penurunan, padahal sejatinya yang mengetahui persis Covid-19 sudah menurun atau tidak hanyalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak elok kita mendahului kehendakNya.
*) Penulis adalah kolumnis di beberapa media massa.
Disclaimer : Setiap opini di media ini menjadi tanggung jawab penulis. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai aturan pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini dan Redaksi akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang.