Metode Percakapan dalam Klandestin

Metode Percakapan dalam Klandestin

Untuk dapat memanfaatkan ilmu intelijen tentu pelaku intelijen harus memahami teknik-teknik dalam kegiatan intelijen atau. Dalam kegiatan rahasia (girah)/klandestin, seorang agen intelijen bisa menggunakan berbagai teknik.

Teknik dalam kegiatan klandestin tersebut antara lain pengamatan dan penggambaran, penyamaran, penjejakan (surveillance), percakapan yang biasanya dilakukan dengan teknik elisitasi, dan penyurupan untuk memasuki area sasaran.

Penyamaran (penggunaan cover/kedok) dan percakapan klandestin merupakan beberapa hal yang sangat penting untuk dikuasai oleh petugas intelijen.

Makalah ini akan fokus pada teknik percakapan dan penggunaan cover (kedok) dalam penyamaran dalam hubungannya dengan dasar-dasar intelijen.

PERCAKAPAN DALAM KEGIATAN KLANDESTIN

Kegiatan rahasia atau sering dikenal dengan klandestin adalah prinsip kegiatan intelijen. Dalam klandestin diperlukan percakapan, tentu saja percakapan dalam kegiatan klandestin bukan seperti percakapan antar sahabat karib atau percakapan antara agen MLM dengan calon konsumen.

Percakapan dalam kegiatan klandestin diperlukan teknik-teknik khusus. Ada tiga jenis percakapan dalam kegiatan klandestin yaitu wawancara, elisitasi, dan interogasi.

Elisitasi

Elisitasi adalah teknik untuk memperoleh informasi melalui percakapan dengan sesorang dimana orang tersebut tidak sadar sedang digali informasi yang dimiliki. Dalam elisitasi elisitor tidak mempunyai kontrol terhadap lawan bicara. Informasi yang diperoleh dalam percakapan elisitasi biasanya sepenggal-sepenggal.

Saat melakukan elisitasi elisitor harus sabar, tidak menekan lawan biacara, elisitor juga harus bisa mengendalikan arah pembicaraan tanpa kelihatan agresif oleh lawan bicara. Elisitasi harus dilakukan dalam suasana terbuka, tanpa adanya ancaman sehingga informasi yang disampaikan bukan rekayasa.

Bagi orang yang akan melakukan kegiatan klandestin, sangat perlu memperlajari teknik elisitasi karena elisitasi adalah senjata utama bagi intelijen untuk memperoleh informasi, tanpa mengeluarkan senjata, tanpa mengintimidasi, tanpa menimbulkan korban. Elisitasi bisa dilakukan jika ada hubungan baik dan kepercayaan antara elisitor dengan lawan bicara.

Seseorang yang akan melakukan elisitasi dalam kegiatan intelijen mempunyai kriteria khusus. Kriteria tersebut adalah :

  1. Cerdas, dan memiliki pengetahuan yang luas, agar dapat mengimbangi pembicaraan dengan sasaran.
  2. Memiliki daya ingat yang kuat, karena dalam elisitasi tidak dimungkinkan untuk melakukan pencatatan, walaupun sudah ada alat bantu perekam suara yang praktis.
  3. Pendengar yang baik, Mudah bergaul dan mampu menjaga hubungan yang baik dengan orang lain.
  4. Tidak ceroboh, sabar dan mempunyai siasat.

5.Mempunyai ketrampilan berkomunikasi, luwes dan menguasai bahasa sasaran dengan baik.

Teknik-teknik elisitasi yang dapat dilakukan saat menggali informasi dalam kegiatan klandestin adalah sebagai berikut :

  1. Membuka suasana persahabatan, dan membuka perbincangan dengan sesuatu yang umum dan ringan dengan suasana ramah.
  2. Kendalikan dan jaga percakapan agar sasaran tetap tertarik dengan tema perbincangan tanpa merasa digiring ke topik tertentu.
  3. Elisitor harus mampu menjadi pendengar yang baik dan tidak terkesan menggurui.
  4. Tidak terburu waktu, harus sabar, tidak emosional.
  5. Tanggapi perbincangan dengan cerdas, jangan terlihat tidak tau karena akan membuat sasaran berubah sikap.
  6. Amati bahasa tubuh, seperti reaksi menolak, marah, gelisah, tertekan atau tidak suka.
  7. Elisitasi harus diakhiri dengan wajar, kadang informasi yang diterima hanya sepotong-sepotong tetapi informasi tersebut biasanya akurat. Untuk itu elisitasi perlu dilakukan berkali-kali supaya dapat menggabungkan informasi yang sepotong-sepotong tersebut.
  8. Membuat laporan/catatan secepatnya agar tidak tertunda dan lupa.

Dalam kegiatan elisitasi perlu diwaspadi jika sasaran sudah curiga atau justru memberikan informasi yang menyesatkan. Elisitor perlu waspada hal-hal berikut ini terhadap sasaran saat kegiatan alisitasi :

  1. Menolak untuk diajak berbicara, ketus atau mengalihkan untuk berbicara dengan orang lain.
  2. Menghentikan percakapan secara tiba-tiba.
  3. Reaktif dengan kembali bertanya detail tentang elisitor.
  4. Mengalihkan jawaban atau memberikan jawaban yang sesat.

Percakapan dengan metode elisitasi memerlukan teknik untuk mengarahkan pembicaraan dengan sasaran yaitu :

  1. Gunakan informasi awal yang merupakan suatu fakta sebagai pancingan, misal kabar di surat kabar atau peristiwa yang sudah terjadi dan diketahui orang.
  2. Gunakan makanan / minuman ringan untuk menciptakan kepercayaan.
  3. Berikan sanjungan dan pancingan seperti kata “Kelihatannya hanya Bapak yang mengerti tentang hal tersebut.”
  4. Gunakan pendekatan negatif, misal mengatakan “tidak mungkin ada yang tahu tentang hal tersebut, hanya orang tertentu yang tahu”, sehingga memancing kesombongan sasaran untuk berbicara.

 

Contoh ilustrasi percakapan klandestin pada saat membuka percakapan :

Elisitor : Cuaca panas sekali ya Pak?

Sasaran : Iya mas

Elisitor : Sudah biasa ya Pak cuaca begini?

Sasaran : Ya kalau saya sudah biasa seperti ini.

Elisitor : Oh Bapak pasti sudah lama tinggal di sini, kelihatan Bapak sudah

biasa dengan cuaca panas ini

Sasaran : Ya betul Mas, saya sudah 10 tahun lebih tinggal di sini

Elisitor : Berarti Bapak pasti sudah sangat hapal dengan lingkungan di

sini?

Sasaran : Bisa dikatakan begitu.

Ilustrasi di atas menggambarkan bagaimana seorang elisitor untuk membuka percakapan dengan menumbuhkan kebanggaan sasaran sebagai orang yang sudah mengetahui/tahan terhadap cuaca sekaligus memastikan bahwa sasaran adalah orang yang benar-benar tahu tentang lingkungan tersebut.

Kemampuan melakukan alisitasi bisa ditingkatkan jika elisitor rajin berlatih. Berlatih elisitasi bisa dilakukan di mana saja, dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu cara melatih teknik elisitasi misalnya pada saat naik taxi kita bisa belajar untuk mengorek latar belakang pribadi driver taxi tersebut. Lakukan terus menerus dalam kesempatan berbeda dan orang berbeda sehingga kita bisa terlatih untuk memperoleh informasi dengan cara elisitasi

Elisitasi adalah salah satu kunci petugas intelijen untuk memperoleh informasi dari sumber tertutup yang biasanya akurat. Berlatih dan terus berlatih elisitasi merupakan salah satu cara petugas intelijen untuk mengeliminasi kegagalan operasi.

Wawancara

Wawancara adalah teknik mempeoleh informasi yang disadari oleh seseorang bahwa dirinya sedang digali informasinya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, wawancara adalah tanya jawab dengan seseorang yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal, untuk dimuat dalam surat kabar, disiarkan melalui radio, atau ditayangkan pada layar televisi.

Tentu arti wawancara dalam kegiatan klandestin lebih spesifik untuk pengalian informasi secara terbuka (disadari oleh seseorang yang ditanya). Biasanya teknik wawancara dilakukan untuk melakukan investigasi terhadap latar belakang agen atau informan, bukan oposisi atau target.

Interogasi

Interogasi adalah suatu cara sistematik untuk mendapatkan informasi dengan seseorang dan orang yang diwawancarai dibawah kendali interogator. Interogator akan melakukan penekanan kepada orang yang diinterogasi sehingga orang tersebut akan memberikan informasi walaupun dalam keadaan terpaksa.

Orang yang diwawancarai akan dikendalikan penuh oleh interogator. Interogasi biasanya dilakukan kepada saksi, tahanan, atau orang yang sudah dibawah kendali interogator.

Print Friendly, PDF & Email

Share This:

jurnalintelijen

Subscribe

verba volant scripta manent