Lingkaran Intelijen dan Kegagalan

Lingkaran Intelijen dan Kegagalan

Intelijen sebagai suatu kegiatan tidak selalu berjalan mulus. Dalam beberapa kasus, operasi intelijen mengalami kegagalan. Kegagalan intelijen bisa dibagi menjadi tiga bagian yaitu :

  1. Kegagalan pada manusianya.
  2. Kegagalan pada organisasinya
  3. Kegagalan pada informasi intelijen itu sendiri.

Kegagalan intelijen tidak hanya dinilai dari hasil akhir kegiatan intelijen yang gagal memperoleh informasi tetapi juga bisa dinilai dari tiap tahapan-tahapan kegiatan intelijen yang terangkum dalam lingkaran intelijen

Kegagalan intelijen bisa diantisipasi jika dalam operasi intelijen menggunakan kaidah lingkaran intelijen dengan benar dan dalam setiap tahap lingkaran intelijen tersebut disiapkan skenario untuk mencegah kegagalan intelijen.

Lingkaran Intelijen

Salah satu model lingkaran intelijen ada lima tahapan yaitu :

  1. Planning and direction, indentifikasi data-data yang diperlukan dalam kegiatan intelijen yang biasanya didasari atas permintaan dari pengambil keputusan. Tahap ini biasanya didahului oleh permintaan oleh user/pengambil keputusan tentang konteks informasi yang diinginkan. Sebagai contoh ketika terjadi kasus penembakan yang diduga dilakukan oleh gerakan separatis OPM di Puncak Jaya, maka Presiden selaku user memerintahkan kepada Kepala BIN selaku pemimpin organisasi intelijen untuk mencari informasi yang berkaitan dengan kasus penembakan tersebut. Kepala BIN akan memerintahkan anggotanya/tim untuk mencari informasi di lapangan. Tim yang bertugas tentu saja akan membuat perencanaan tentang kegiatan pencarian informasi di lapangan seperti jumlah petugas lapangan, peralatan yang digunakan, jejaring yang bisa membantu kegiatan di lapangan dan lainnya.
  1. Collection, adalah pengumpulan data yang diperlukan untuk memproduksi analisis intelijen. Dalam kaidan intelijen Indonesia yang melaksanakan proses collection adalah seorang agen. Dalam kegiatannya seorang agen diatur oleh agent handler atau pengendali. Tugas pengendali termasuk menarik seorang agen jika dinilai seorang agen mengalami kegagalan seperti kedoknya diketahui atau menyimpang dari aturan yang sudah ditetapkan.
  1. Processing, yaitu proses interpretasi dan pemilahan data. Dalam fase ini data-data akan dipilah mana yang bisa dianalisis atau yang cukup hanya disimpan. Data yang diperoleh seorang agen belum tentu dapat digunakan untuh bahan analisis misal konteks dan waktunya sudah tidak sesuai dengan konteks target operasi yang diberikan.
  1. Analysis and Production, yaitu evaluasi dan analisis data yang tersedia menjadi informasi intelijen yang tepat dan akurat. Dalam tahapan ini kegiatan dilakukan oleh seorang analis. Data/informasi yang diperoleh oleh agen setelag dipilah akan dianalisis sesuai dengan konteks target operasi. Data yang diolah tentu saja harus akurat dan tepat sehingga menjadi bahan-bahan user untuk pertimbangan pengambilan keputusan. Beberapa organisasi intelijen terutama di Indonesia masih menggabungkan tahap processing dengan tahap analysis and production.
  1. Dissemination, distribusi produk intelijen kepada user/pengambil kebijakan.

Tahapan ini adalah distribusi produk intelijen kepada user/pengambil keputusan. Linear dengan contoh pada faseplanning and direction  tentang kasus penembakan di Puncak Jaya, maka ketika data-data yang diperoleh di lapangan sudah diolah oleh analis menjadi produk intelijen yang sudah diuji ketepatan dan kebenarannya akan disampaikan oleh Kepala BIN kepada Presiden selaku user/pengambil keputusan. Berdasarkan informasi dari produk intelijen ini Presiden akan memutuskan penanganan penembakan di Puncak Jaya, misal setelah diketahui bahwa musuh mempunyai kekuatan 1 regu personel OPM maka Presiden memerintahkan kepada Panglima TNI untuk mengirimkan tim pemukul dengan kukuatan yang cukup. Jika informasi yang disampaikan kurang tepat tentu saja akan berdampak kepada keputusan yang diberikan.

Contohnya adalah jika informasi yang disampaikan kepada Presiden bahwa kekuatan OPM adalah 1 regu (8-10 orang), ternyata fakta dilapangan adalah 1 pleton (20-30 orang) maka  ini akan berakibat kepada tim pemukul di lapangan yang akan menghadapi kekuatan yang lebih besar daripada perkiraan sebelumnya.

Jika hal ini terjadi maka proses akan diulang dan biasanya Presiden akan memerintahkan kembali kepada Kepala BIN untuk mencari informasi yang lebih akurat.

Kegagalan intelijen tidak berdampak pada saat kegiatan/operasi intelijen tersebut dilakukan tetapi akan berdampak jangka panjang.

Perbaikan dan Rekayasa

Perlu dilakukan perbaikan-perbaikan/rekayasa kegiatan intelijen melalui perbaikan tahapan kegiatan intelijen (intelligence cycle) yang dihubungkan dengan jenis kegagalan intelijen dari sebagai berikut :

  1. Kegagalan intelijen pada manusianya, untuk mengantisipasi kegagalan intelijen dari faktor manusia. Penunjukkan seorang agen harus dilakukan secara cermat dan jika perlu diuji untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan agen sehingga bisa disiapkan langkah-langkah antisipasi kemungkinan buruk yang akan terjadi.
  2. Kegagalan intelijen pada organisasinya, Tahapan planning and direction dan tahapan collection harus bisa mengantisipasi kegagalan intelijen pada organisasi dengan cara membuat perencanaan yang matang termasuk struktur petugas di lapangan dan metode-metode pengawasan dan pengamanan agen di lapangan pada saat menjalani tahap collection.
  3. Kegagalan pada informasi intelijen itu sendiri. Jika kegiatan intelijen sudah terbongkar maka informasi yang diperoleh dimungkinkan sudah disesatkan oleh pihak oposisi. Jika hal ini terjadi maka informasi yang dikirimkan oleh agen menjadi tidak valid dan sangat berbahaya jika sampai kepada user dan menjadi dasar untuk mengambil keputusan.

Penutup dan Kesimpulan

 Di Indonesia ada beberapa kasus intelijen yang bisa dianggap gagal. Contoh  kasus kegagalan intelijen yang sampai saat ini masih menjadi perbincangan yaitu kasus Pembunuhan Munir. Fakta persidangan yang mengungkap keterlibatan BIN dalam pembunuhan Munir maka secara langsung menunjukkan bahwa Pembunuhan Munir adalah suatu operasi intelijen.

Potensi kegagalan intelijen sangat besar terutama jika operasi tersebut berdampak pada pelanggaran hukum. Hasil kegiatan/operasi intelijen yang melanggar hukum akan menarik perhatian orang dan menjadi sorotan berbagai pihak. Hal ini akan membuat kegiatan/operasi intelijen yang seharusnya tertutup menjadi terbuka karena dibongkat paksa oleh keingintahuan masyarakat.

Kegagalan adalah hal yang harus dihindari dalam kegiatan/operasi intelijen. Kegagalan intelijen akan membawa dampak tidak baik kepada (1) orang selaku agen atau pelaku di lapangan, (2) kepada organisasi selaku penyelenggara kegiatan/operasi intelijen, dan (3) dampak  kepada informasi intelijen yang dihasilkan menjadi tidak tepat/dimungkinkan sudah disesatkan.

Untuk mencegah kegagalan intelijen maka kegiatan intelijen harus disiapkan, direncanakan, dan dilakukan dalam kaidah yang benar yaitu dalam setiap kegaitan/operasi intelijen harus melaksanakan tahapan putaran intelijen atau dikenal dengan intelligen cycle yaitu planning and direction, collection, processing, analysis and production, dandissemination.

Jika kegiatan intelijen sudah dilanksanakan dengan kaidah intelligence cycle, tetapi tetap ada kemungkinan gaga maka kegiatan intelijen harus dilindungi oleh undang-undang atau kebijakan khusus. Tugas intelijen adalah melakukan sesuatu di luar norma normal yang akan sangat berbahaya jika tertangkap, terbongkar atau disesatkan oleh pihak oposisi/lawan. Intelligence cycle yang dilakukan secara benar dan akurat akan menguragi potensi kegagalan intelijen, seandainya potensi kegagalan intelijen tersebut besar maka inteligence cycle akan membantu menyiapkan bagaimana menghadapi skenario terburuk yang bisa terjadi.

Faktor yang tidak boleh dilupakan dalam mengantisipasi kegagalan intelijen adalah faktor kontraintelijen dari pihak oposisi. Kegagalan intelijen tidak hanya disebabkan oleh pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai dengan kaidah intelligence cycle         tetapi juga bisa disebabkan oleh kegiatan kontraintelijen yang dilakukan oleh pihak opisisi. Dampak terbesar kegagalan intelijen terutama jika kegiatan/operasi intelijen tersebut gagal akan dialami oleh user/pengambil keputusan. User dalam operasi intelijen dalam tataran negara biasanya adalah Kepala Badan Intelijen, Pangliman TNI, atau Presiden. Tentu saja implikasi dari kegagalan intelijen terhadap user tidak hanya sanksi sosial, tetapi tindakan hukum yang berujung pada lepasnya jabatan.

Tidak ada seorang intelijen yang menginginkan kegagalan. Keberhasilan adalah hal yang wajib dicapai oleh seorang intelijen, walaupun tidak ada pujian, Namun kegagalan adalah malapateka bagi seorang intelijen, dan ini sudah jelas tertanam dalam benak sorang intelijen bahwa “berangkat tugas dianggap mati, berhasil tidak dipuji, gagal dicaci maki dan diinterogasi, hilang tidak dicari, mati tidak diakui”,

Print Friendly, PDF & Email

Share This:

jurnalintelijen

Subscribe

verba volant scripta manent