Jalan rusak tidak diperbaiki, akan jadi catatan politik

Jalan rusak tidak diperbaiki, akan jadi catatan politik

JI-Semarang. Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau langsung perbaikan Jalan Solo-Purwodadi. Jokowi bercerita sejak ia kecil jalan yang dilewatinya setiap hari itu selalu rusak.

“Ya sama seperti yang saya lihat di provinsi yang lain, ini kita ingin memperbaiki mempercepat utamanya jalan provinsi jalan kabupaten/kota di seluruh Tanah Air. Untuk jalan ini saya dari kecil saya kan tiap hari, bukan tiap, tiap hari saya lewat jalan ini, nggak pernah beres,” kata Jokowi di sela peninjauan Jalan Solo-Purwodadi

Jokowi mengatakan pembangunan Jalan Solo-Purwodadi ini dua kali lebih mahal dari jalan yang lain. Namun pemakaian jalan ini bisa untuk jangka panjang.

“Tapi sekarang konstruksi memang seperti ini, memang dua kali lebih mahal, tapi saya kira pemakaian untuk pemakaian bisa lebih 10 tahun lebih baik, kalau pakai aspal hampir mungkin nggak ada dua tahun rusak lagi, dua tahun nggak beres lagi sehingga untuk kegunaan jangka panjang,” ujarnya.

Menurut dia, jalan-jalan yang mempunyai jenis tanah yang labil akan buat pengecoran yang lebih tebal. Jokowi juga memuji kualitas jalan di Hawa Tengah yang kemantapannya lebih bagus dari Provinsi Sumatera.

Dalam peninjauan itu, Jokowi ditemani oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Bupati Sragen Untung Yuni Sukowati. Selain itu, Jokowi yang tiba di Solo sejak Sabtu kemarin mengajak cucunya, Jan Ethes Srinarendra, dalam agendanya hari ini.

Sementara itu, pemerhati masalah Indonesia, Iwan Kareung mengatakan, infrastruktur yang rusak namun diabaikan oleh Pemda dapat menjadi amunisi politik bagi kepala daerahnya yang ingin nyapres ataupun ikut Pilkada maupun Pileg. “Apalagi jika dua periode menjabatnya, sudah pasti kegagalan membenahi infrastruktur yang rusak akan menjadi catatan politik bagi lawan politiknya,” ujarnya.

Print Friendly, PDF & Email

Share This:

jurnalintelijen

Subscribe

verba volant scripta manent