Menyoal Aksi Intoleran Rasmus Paludan

Menyoal  Aksi Intoleran Rasmus Paludan


JI, Tindakan intoleran, goblok, rasis, dan biadab yang dilakukan politikus ekstrim Swedia Rasmus Paludan yang membakar kitab suci Al Qur’an disikapi dengan kemarahan oleh umat Islam diseluruh dunia termasuk Indonesia. Mereka yang membenci Rasmus Paludan sangat berharap figur yang pantas disematkan sebutan Islamophobia tersebut agar dijadikan target jejaring teror internasional untuk dihabisi.

Belum lama ini aksi unjuk rasa merespons Rasmus Paludan terjadi di beberapa daerah di Indonesia antara lain depan Kedubes Swedia, Setiabudi, Jakarta Selatan, telah berlangsung aksi bela Al-Quran, diikuti sekitar 550 orang meminta Presiden RI Joko Widodo untuk segera memanggil Kedubes Swedia terkait insiden pembakaran Al-Qur’an oleh Politikus Swedia dan memutus kerjasama diplomasi dengan Swedia. Di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, diikuti sekitar 150 orang digelar aksi merespons tindakan gila Rasmus Paludan. Sementara itu, di Simpang Lima Ratu Samban, Kota Bengkulu, Bengkulu, telah berlangsung Aksi Damai Bela Al-Qur’an oleh Aliansi Umat Islam Bengkulu Cinta Al-Qur’an terkait Insiden Pembakaran Al-Qur’an diikuti 50 orang. Massa menuntut duta besar negara Swedia, Belanda dan Israel yang ada di Indonesia untuk meminta maaf secara resmi kepada seluruh umat Islam didunia.

Di Semarang, berlangsung Aksi Damai Bela Al-Quran yang dilakukan oleh sekitar 70 orang dari Forum Umat Islam Semarang (FUIS), Aksi solidaritas ini sebagai tindakan untuk merespon kejadian pembakaran Al-Quran di Swedia, dan mengutuk keras perbuatan Ramus Paludan yang berpotensi menimbulkan provokasi terhadap umat Islam dan menunjukkan sikap kebencian terhadap Islam (Islamophobia).

Tindakan Rasmus Paludan, tokoh ekstrimis kanan di Swedia yang melakukan aksi tidak terpuji dengan membakar kitab suci Al Qur’an, bahkan Ybs berencana akan membakar Al Qur’an setiap hari Jum’at sampai Swedia diterima menjadi anggota NATO adalah bentuk intoleransi yang tidak masuk akal yang dapat memicu kebencian kalangan umat Islam di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Sejauh ini, tindakan Kemenlu RI yang memanggil Dubes Belanda dan Dubes Swedia masih dinilai banyak kalangan sebagai upaya pembelaan yang minimal atas kewibawaan dan harga diri umat Islam yang terhinakan dengan aksi Rasmus Paludan tersebut.

Aksi intoleran Rasmus Paludan telah memancing aksi unjuk rasa dari elemen masyarakat dan umat Islam di Indonesia yang mengkritisi dan menolak aksi pembakaran kitab suci tersebut, bahkan mereka menilai aksi Rasmus Paludan tersebut menunjukkan Islamophobia atau kebenciaan terhadap Islam yang sudah mengglobal dewasa ini, sehingga tindakan hukum dan desakan internasional yang minim terkait Rasmus Paludan jelas akan dapat merusak relasi Barat dengan negara Islam termasuk di Indonesia, ke depan dapat diprediksi desakan elemen Ormas Islam terhadap pemerintah untuk bersikap tegas kepada Swedia dan Belanda akan semakin meluas, dan akan menimbulkan kebencian terhadap pemerintah jika meresponsnya secara lambat atau dinilai kurang sesuai dengan tuntutan massa.

Aksi gila, biadab dan intoleran yang dilakukan Rasmus Paludan diyakini banyak kalangan dapat menimbulkan beberapa dampak antara lain ;

Kesatu, aksi pembakaran Al Qur’an oleh Rasmus Paludan dikhawatirkan berdampak membangkitkan sel-sel tidur kelompok ekstrimis untuk berbuat yang tidak diinginkan.

Kedua, aksi pembakaran Al Qur’an oleh Rasmus Paludan berdampak dikhawatirkan menegangkan hubungan antar agama di Indonesia.

Ketiga, jika sikap pemerintah dinilai tidak tegas terhadap aksi pembakaran Al Qur’an tersebut maka berdampak munculnya narasi negatif memang pemerintahan saat ini kurang dekat dengan umat Islam.

Keempat, aksi pembakaran Al Qur’an oleh Rasmus Paludan jika terus berlanjut akan berdampak warga asing akan menjadi sasaran kebencian kelompok militan.

Terkait aksi biadab Rasmus Paludan tersebut, Kemenlu RI mengirimkan surat kepada Dubes Swedia dan Dubes Belanda agar pemerintah kedua negara menghentikan aksi biadab Rasmus Paludan.

Presiden juga segera perintahkan Kemendagri dan Kemenag memberdayakan FKUB di beberapa daerah untuk menetralisir efek domino permasalahan ini.

Print Friendly, PDF & Email

Share This:

jurnalintelijen

Subscribe

verba volant scripta manent