China murka ke Amerika Serikat

China murka ke Amerika Serikat
istockphoto/ Igor Ilnitckii

JI-Beijing. China mengumumkan telah menghentikan dialog dengan Amerika Serikat (AS) di sejumlah bidang, termasuk antara komandan militer tingkat teater dan tentang perubahan iklim, setelah kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan beberapa hari lalu.

“Tidak ada pembenaran untuk respons militer yang ekstrem, tidak proporsional, dan meningkat ini,” katanya dalam konferensi pers di sela-sela pertemuan regional ASEAN di Kamboja, melansir Reuters.

Blinken menekankan bahwa AS tidak akan mengambil tindakan untuk memprovokasi krisis, tetapi akan terus mendukung sekutu regional dan melakukan transit udara dan laut standar melalui Selat Taiwan.

“Kami akan terbang, berlayar, dan beroperasi di mana pun hukum internasional mengizinkan,” katanya.

Dalam pertemuan yang sama, Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan apa yang diucapkan Blinken adalah informasi yang salah.

“Saya mendengar bahwa Menteri Luar Negeri AS Blinken mengadakan konferensi pers dan menyebarkan beberapa informasi yang salah dan tidak berbicara jujur,” katanya kepada media.

“Kami ingin mengeluarkan peringatan kepada Amerika Serikat: Jangan bertindak gegabah, jangan menciptakan krisis yang lebih besar,” kata Wang.

Jing Quan, seorang pejabat senior Kedutaan Besar China di Washington, mengatakan dalam sebuah pengarahan: “Satu-satunya jalan keluar dari krisis ini adalah bahwa pihak AS harus segera mengambil tindakan untuk memperbaiki kesalahannya dan menghilangkan dampak serius dari kunjungan Pelosi.”

Dia mengatakan Washington harus menghindari mendorong hubungan China-AS ke jalur konflik dan konfrontasi yang berbahaya.

China dan AS, dua negara penghasil karbon terbesar di dunia, meluncurkan pakta iklim yang mengejutkan pada KTT COP26 di Glasgow tahun 2021 lalu. Kedua negara berjanji untuk bekerja sama untuk mempercepat aksi iklim dekade ini, dan berjanji untuk bertemu secara teratur untuk mengatasi krisis iklim.

Namun akibat kunjungan Pelosi ke Taiwan, Beijing bereaksi dengan ancaman bombastis dan latihan militer menjelang dan setelah kunjungan tersebut.

Sebagaimana diketahui, China memandang Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri dan demokratis sebagai bagian dari wilayahnya dan telah berjanji suatu hari akan mengambilnya, dengan paksa jika perlu.

Sikap China tersebut dilihat sebagai eskalasi hubungan yang tidak dapat diterima antara Washington dan para pemimpin pro-kemerdekaan Taiwan saat ini. Dikatakan juga bahwa China akan menjatuhkan sanksi yang tidak ditentukan pada Pelosi dan keluarganya sebagai buntut kunjungan tersebut.

Sementara itu, pengamat masalah internasional TW Deora mengatakan, meskipun China murka kepada Amerika Serikat namun belum tentu terjadi konfrontasi bersenjata diantara kedua negara. “Secara tidak langsung, China sedang belajar dari invasi Rusia ke Ukraina karena jika memungkinkan maka China akan menginvasi Taiwan,” tambahnya.

Print Friendly, PDF & Email

Share This:

jurnalintelijen

Subscribe

verba volant scripta manent