OTSUS ADALAH PELUANG AGAR PAPUA TIDAK BERGEJOLAK TERUS

OTSUS ADALAH PELUANG AGAR PAPUA TIDAK BERGEJOLAK TERUS

Foto: Tangkapan layar webinar

Secara historis ada beberapa fakta sejarah yang masih belum bnayak diketahui oleh masyaraat Indonesia. Saat Papua masuk ke Indonesia, sebenarnya ada beberapa banyak permasalahan yang belum selesai, khususnya di persoalan politik. Makanya waktu itu di zaman Soekarno gencar sekali kampanye untuk memasukkan Papua ke Indonesia, ujar pegiat HAM Ahmad Fanani Rosyidi, dalam webinar yang mengangkat tema *”Kasus Papua Jangan Lihat Sebatas Durasi Video 1 Menit, 20 Detik Saja, Tapi ???”, Jum’at (30/07).

Tapi sebenarnya masyarakat di Papua-nya sendiri meskipun secara komunal kekuatan identitasnya masih terpecah-pecah, tapi mereka percaya kalao mereka itu satu bangsa. Tapi meskipun begitu memang ada beberapa kumpulan masyarakat satu sama lain itu masih berkonflik. Tapi mereka paham bahwa mereka itu satu bangsa.

Saat Indonesia proklamasi mereka itu semuanya tidak tahu kecuali elitnya, mereka masih memandang bahwa mereka itu bangsa Papua, dan mereka tidak tahu bahwa Indonesia itu merdeka dan wilayahnya kemudian diklaim jadi bagian Indonesia. Dan pada waktu proses integrasinya banyak persoalan juga, dan cenderung dipaksakan. Sebelum era reformasi, itu terjadi beberapa kali operasi militer yang menewaskan sekitar 300 ribu bahkan lebih yang meninggal, dengan adanya daerah operasi militer di Papua. Dan dokumen-dokumen itu sangat susah mengaksesnya, karena operasi militer saat orde baru karena hampir rahasia sekal, ungkap Ahmad.

Menurut aktivis Papua Alius Haluk bahwa apa pun problem yang terjadi di Papua kita selalu menyikapi dan menjadi aktivitas rutin bagi kami. Problemnya itu semuanya ada pada awal mula Papua masuk Indonesia, atau orang Papua bilang aneksasi.

Di mahasiswa juga ada front-front yang mendukung gerakan disana itu, memang ada pada satu persoalan itu akar historisnya. Dan itu tidak bisa dilupakan bagi kami orang Papua, meskipun tidak ada pendidikan sejarah mengenai masuknya Papua ke Indonesia, ujjar Alius.

Kenapa orang Papua itu tidak bersyukur, satu problem besar itu, otsus ini kan uang banyak diberikan oleh Pemerintah. Tapi orang Papua di pedalaman juga tidak merasa bersyukur, ini uang bagus untuk kesejahteraan, untuk beli ini-itu, malah mereka menolak semua , berarti mereka bukan menunrut itu. Ini sebenarnya.peluang, untuk tahu apa isi hati mereka, selama ini Pemerintah kurang apa, sudah diberikan banyak hal, pembangunan, soal kegiatan ekonomi itu sudah diberikan juga,masih orang papua itu bergejolak terus, ungkap Alius Haluk.(Red)

Print Friendly, PDF & Email

Share This:

jurnalintelijen

Subscribe

verba volant scripta manent