KABINDA GUGUR, MOMENTUM PEMERINTAH KERAHKAN KEKUATAN TUMPAS SEPARATIS PAPUA
Foto: Kabinda Papua Brigjen TNI I Gusti Putu Danny Karya Nugraha, sumber foto: Jayakartapos.com
Gugurnya Kabinda Papua Brigjen I Gusti Putu Danny Karya Nugraha oleh serangan kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua dinilai menjadi bukti kesungguhan Badan Intelegen Negara (BIN) dalam menangani masalah Papua. Kehadiran BIN di lokasi rawan tersebut untuk memastikan ancaman kelompok teroris Papua.
“Kehadiran BIN di daerah rawan menunjukkan bahwa BIN sangat serius dalam menjalani tugas deteksi dini cegah dini ancaman, terutama ancaman dari kelompok separatis teroris Papua,” kata Stanislaus Riyanta, Pakar Intelijen dan Terorisme Pusat Studi Politik dan Kebijakan Strategis Indonesia (Polkasi), Senin (16/4/2021).
Dia menilai, kehadiran Kepala BIN Daerah Papua ke lokasi yang notabene daerah sangat rawan tersebut menunjukkan keseriusan BIN dalam melaksanakan tugas.
“Intelijen dalam tugas memang undercover, bukan seperti aparat keamanan yang bersenjata,” jelasnya.
Dia berpendapat, tewasnya Brigjen Denny menjadi titik balik pemerintah untuk segera menyelesaikan persoalan separatis di Papua. Pemerintah harus meningkatkan kekuatan menggerakan TNI, Polri dan BIN.
“TNI, Polri, dan BIN, dengan perannya masing-masing harus didukung untuk melakukan penumpasan kelompok separatis teroris Papua,” jelasnya.
Selain itu, secara berlanjut pemerintah juga harus menunjukkan kehadiran di tengah-tengah masyarakat Papua. Pemerintah harus meningkatkan kualitas hidup masyarakat Papua.
“Membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakar, sehingga kepercayaan masyarakat kepada pemerintah meningkat dan tidak celah bagi kelompok separatis untuk mempengaruhi masyarakat,” pungkasnya.
Kabinda Papua Brigjen I Gusti Putu Danny Karya Nugraha yang gugur saat bertugas, ditembak kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua.
Danny gugur ditembak saat mengunjungi lokasi pembakaran bangunan SD dan rumah penduduk di Kampung Dambet, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Minggu (25/4/2021).
“Kontak tembak tersebut terjadi akibat kelompok separatis dan teroris (KST) Papua melakukan pengadangan dan penyerangan terhadap rombongan Kabinda,” kata Deputi VII BIN, Wawan Hari Purwanto, Senin (26/4/2021).(Sindonews)