LAUT CHINA SELATAN MEMANAS, PRESIDEN CHINA MINTA MILITER SIAP TEMPUR

LAUT CHINA SELATAN MEMANAS, PRESIDEN CHINA MINTA MILITER SIAP TEMPUR
( Pequim - China, 24/05/2019) Vice-Presidente da República, Hamilton Mourão, durante Audiência com o Presidente da República popular da China, Senhor Xi Jinping. Foto: Adnilton Farias/VPR

Foto: Presiden China Xi Jinping, sumber foto: Wikipedia

Tensi antara Amerika Serikat dan China belakangan ini semakin meningkat ke titik tertinggi usai pemerintah AS meningkatkan hubungan mereka dengan Taiwan yang diklaim oleh China sebagai wilayah teritorialnya.

AS juga menentang klaim China di Laut China Selatan dan menuding Beijing telah merusak proses demokrasi di Hong Kong.

Menanggapi tekanan AS yang semakin intensif tersebut, Presiden China Xi Jinping mengeluarkan perintah kepada pihak militer untuk bersiap menghadapi situasi yang tidak stabil dengan sejumlah negara lain.

Trump Bandingkan Situasi Perbatasan AS-Meksiko Sekarang dengan Era Pemerintahannya

“Situasi belakangan ini di negara kita sangat tidak stabil dan tidak menentu,” kata Xi Jinping dalam pidatonya dalam sebuah pertemuan yang juga dihadiri oleh sejumlah perwakilan militer China, pada Selasa (9/3), dikutip South China Morning Post.

“Seluruh pasukan militer harus mengkoordinir peningkatan kapasitas dan kesiapan tempur, bersiap untuk menghadapi berbagai situasi yang kompleks dan sulit setiap saat, serta menjaga kedaulatan, keamanan dan perkembangan kepentingan nasional dengan tegas,” tambahnya.

Pernyataan tersebut muncul usai Menteri Pertahanan China Wei Fenghe pada akhir pekan lalu meminta militer China untuk bersiap menghadapi ancaman keamanan nasional yang sudah memasuki tahap “resiko tinggi”.

“Kita menghadapi tugas-tugas yang semakin sulit dalam pertahanan nasional … dan kita harus secara komprehensif meningkatkan pelatihan militer dan kesiapan untuk berperang sehingga kemampuan strategis kita untuk mengalahkan musuh yang kuat juga ikut meningkat,” kata Wei.

Seperti diketahui, Laut Cina Selatan selama ini menjadi lokasi sengketa antara pemerintah China dengan sejumlah negara Asia Tenggara. Selain merupakan jalur perdagangan internasional yang strategis, kawasan perairan tersebut juga diyakini kaya akan sumber daya alam seperti cadangan migas yang belum tereksplorasi.

Sementara itu, Amerika Serikat dan negara sekutunya seperti Inggris, Perancis, Kanada, Australia dan Jepang sudah berulang kali melawan klaim teritorial China tersebut dengan mengirimkan kapal-kapal perang mereka untuk berpatroli di wilayah perairan tersebut.(Jitunews)

Print Friendly, PDF & Email

Share This:

jurnalintelijen

Subscribe

verba volant scripta manent