ONTOLOGI ISLAM MENJAWAB TUDUHAN PEDOFILIA ATAS SANG NABI

ONTOLOGI ISLAM MENJAWAB TUDUHAN PEDOFILIA ATAS SANG NABI
Foto: Andi Naja FP Paraga (Penulis)

Foto: Andi Naja FP Paraga (Penulis)

Banyak diskusi dalam forum atheis atau bahkan forum anti Islam yang menyebarkan tuduhan bahwa Nabi Muhammad pedofilia . Konon hal ini didasarkan dari pendapat umum termasuk di kalangan mayoritas ahlus sunah bahwa nabi menikahi aisyah pada saat usia 6 atau 9 tahun . Saya akan mencoba menjawab tentang mitos ini . Setidaknya ada 10 jawaban yang membuktikan bahwa tuduhan tersebut adalah lemah dan tidak berdasarkan fakta .

Jalur riwayat Hisyam

Satu – satunya riwayat tentang pernikahan nabi dengan Aisyah pada saat usia Aisyah 6-9 tahun adalah dari jalur Hisyam bin Urwah . Ada riwayat lain yang menyebutkan bahwa Hisyam mendapatkan riwayat tersebut dari ayahnya .

Padahal dalam Qur’an surat at tholaq ( 65) ayat 2 disebutkan untuk menghadirkan dua orang saksi . Sementara jalur riwayat tersebut hanya mengandalkan satu kesaksian saja yang menyebutkan pernikahan dini antara nabi dan Aisyah . Seharusnya ada lebih dari satu jalur yang meriwayatkan hadis serupa , seandainya benar adanya pernikahan dini .

sesahih sahihnya riwayat Hisyam adalah riwayat tunggal , tidak dapat diterima berdasarkan akal dan Qur’an . Sebagaimana yang saya sebutkan , bahwa seharusnya ada banyak riwayat yang menguatkan dan membenarkan tuduhan tersebut , bahwa Aisyah dinikahi di usia dini . Maka kita dapat katakan bahwa kesaksian Hisyam seorang tidak dapatlah berarti, dan tertoalk berdasarkan alquran dan akal .

Disamping itu , Yaqub bin syaibah menyebutkan bahwa ,” Hisyam sangat dapat dipercaya , riwayatnya pun dapat diterima kecuali SETELAH PINDAH KE IRAQ.” ( Tahzibu tahzib ) .

Artinya berdasarkan pernyataan Yaqub tersebut , Hisyam menjadi tidak dapat diterima setelah pindah ke Iraq .

Malik bin annas pun disebut-sebut tidak mempercayai riwayat Hisyam yang melalui jalur Iraq ( dar ihya aturast Al islami volume 11 halaman 150 ).

Apakah karena pemahaman yang tidak sesuai menurut aqidah , atau karena hafalan beliau menjadi lemah setelah tiba di Iraq , Wallahu alam . apapun itu , artinya riwayat dari Hisyam menjadi sesuatu yang dipertanyakan .

Akankah kita keukeuh mempercayai nabi menikahi seorang anak-anak berusia 6-9 tahun hanya berdasarkan seorang yang riwayatnya diragukan atau membuka fikiran kita terhadap kemungkinan lain ?

Menghitung Berdasarkan usia Fatimah

Menurut Ibnu hajar, Fatimah dilahirkan ketika Ka’bah direnovasi . Ketika itu usia nabi masih 35 tahun . Dan disebutkan bahwa usia fatimah 5 tahun lebih tua dari Aisyah ( Al isabah Fi tamyizi sahabah vol 4 halaman 377 ) . Artinya berdasarkan riwayat ini , maka bunda Aisyah lahir ketika usia nabi 40 tahun, saat Wahyu pertama turun .

Maka berdasarkan riwayat yang menyebutkan Usia nabi 52 atau 53 saat menikahi Aisyah , kita tinggal kurangi saja dengan 40 , yaitu tahun pertama kenabian , yang merupakan saat-saat kelahiran Aisyah . Kita akan dapati angka 12 tahun .

Jadi menurut pembuktian ini , usia nabi saat menikahi Aisyah adalah 12 tahun, bukan 6 atau 9 tahun sebagaimana yang dituduhkan. 12 tahun adalah sudah dewasa untuk menikah dalam tradisi dan masyarakat ketika itu. Di Inggris pun pada saat itu , pernikahan dini sangat dilarang , kecuali bila wanita sudah dewasa , yaitu 12 tahun . Bukan 6 atau 9 tahun.

Kesaksian Aisyah bahwa dirinya ikut hadir dalam perang badar

Banyak riwayat menyebutkan bahwa Aisyah ikut hadir dalam dua perang tersebut. Bahkan Bukhari pun meriwayatkan nya .

Dan banyak riwayat menyebutkan bahwa Nabi melarang anak dibawah 15 tahun untuk ikut berperang.

Diantaranya pernyataan Abdullah bin Umar yang ketika itu dilarang ikut perang Uhud oleh nabi karena masih berusia 14 tahun , namun ketika perang khandaq , usia beliau 15 tahun , dan diizinkan . Bukhari dan Muslim meriwayatkan .

Artinya ,bila anak-anak yang berusia di bawah 15 tahun dilarang ikut berperang , maka Keikut sertaan bunda Aisyah dalam perang badar sudah memenuhi persyaratan , yakni 15 tahun. Ini hanyalah asumsi , berdasarkan persyaratan minimal . Sangat mungkin di atas 15 tahun .

Bila perang badar terjadi pada tahun ke dua hijrah ( 624 Masehi ), dan Aisyah disebutkan dinikahi pada tahun pertama hijrah ( 622 Masehi ) , maka 15 – 2 sama dengan 13 . Artinya Aisyah berusia minimal 13 tahun saat dinikahi nabi . Bahkan mungkin diatas 13 . Lagi-lagi Bukan 6 atau 9 tahun sebagai mana riwayat Hisyam .

Berdasarkan terminologi bahasa Arab

Dalam riwayat ahmad bin hambal, khaulah datang pada Nabi saat nabi masih dirundung kesedihan atas wafatnya bunda Khadijah tercinta , istri pertama beliau . Saat itu khaulah menawarkan seorang yang telah memenuhi kriteria bikr , yang sesuai untuk dinikahi . Nabi kemudian bertanya tentang siapakah bikr yang dimaksud. Khaulah menjawab , Aisyah , Puteri abu bakar .

Bagi orang yang mengerti bahasa Arab , bikr berarti wanita yang telah Aqil balig . Sementara anak-anak menggunakan istilah jariyah , bukan bikr .

Bila wanita Aqil balig adalah pada usia 12 tahun minimal , maka usia pernikahan Aisyah adalah diatas 12 tahun , mungkin saja 13 , atau lebih . Bukan ketika masih anak-anak .

Dalam azzumar ayat 18 disebutkan ,” dan orang – orang yang mendengar kan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik diantaranya. Mereka itulah orang-orang yang diberi petunjuk , dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal.” Berdasarkan ayat ini akankah kita keukeuh meninggalkan akal dan mempercayai pernikahan dini nabi Muhammad yang berdasarkan riwayat Hisyam seorang yang diragukan, atau kah membuka diri dan mendengarkan perkataan lainnya berdasarkan berbagai riwayat dan pembuktian yang menyebutkan bahwa pernikahan nabi dan aisyah adalah di usia baligh , bukan usia kanak-kanak ? Kembali kepada diri pembaca.

Kita lanjutkan besok atau lusa , insya Allah.

~ Andi Naja FP Paraga ~

Disclaimer : Artikel ini menjadi tanggung jawab penulis. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai aturan pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis dan Redaksi akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang.

Print Friendly, PDF & Email

Share This:

jurnalintelijen

Subscribe

verba volant scripta manent