CATATAN SORE: PERLU TOKOH GOLKAR BARU DI KABUPATEN BANDUNG

CATATAN SORE: PERLU TOKOH GOLKAR BARU DI KABUPATEN BANDUNG

Foto: Pengamat Politik Muslim Arbi, sumber foto: Gelora.co

Oleh: Muslim Arbi
Pengamat Politik

Diperlukan Tokoh Golkar Baru untuk pimpin DPD Golkar Kabupaten Bandung. Hal itu lantaran Dua Kandidat yang bersaing untuk pimpin Golkar di Kabupaten Bandung saat ini, banyak munculkan pesimisme di kalangan para sesepuh Golkar Jawa Barat.

Golkar di Jawa Barat, khusus nya di Kabupaten Bandung tidak akan mengalami kemajuan yang berarti jika kandidat2 yang sekarang bersaing ini lolos pada pemilihan Ketua DPD pada 5 Januari mendatang.

Saat ini dua kandidar kuat yang bersaing untuk pimpin DPD II Kabupaten Bandung adalah Dadang Naser, Bupati Kabupaten Bandung dan Anang Susanto, anggota DPR RI dari Golkar.

Dadang Naser, Bupati yang sebentar lagi akan di gantikan oleh Dadang Supriatna yang memenangkan pemilihan Bupati Kabupaten Bandung, mengalahkan Kurnia Obar Sobarna yang adalah istri sang Bupati, mantu dari Obar Sobarna, bupati kabupaten Bandung 2000-2010. Dadang gagal memenangkan istri nya sebagai Bupati pengganti nya yang dianggap syarat dengan pelanggengan Dinasti Politik itu.

Kekalahan Istri Dadang Naser, Bupati Kabupaten Bandung yang mendapat restu Ketum Golkar Erlangga Hartanto, tentu nya menjadi pukulan dan itu dianggap memalukan bagi Ketua Umum yang adalah Mentri Koordinator Perekonomian itu. Bisa saja, Erlangga di anggap menerima masukan yang salah dari lapangan sehingga merekomendasikan istri Dadang Naser itu. Dan itu dianggap melestarikan KKN dan Dinasti Politik. Dan itu dianggap sebagai salah faktor kekalahan dukungan Ketua Umum.

Selain Dadang Naser, Anang Susanto yang mantan Ketua DPRD Kabupaten Bandung, yang di kabarkan sering sakit2an oleh publik dianggap tidak layak lagi mencalonkan diri sebagai kandidat untuk pimpin Golkar di Kabupaten Bandung. Anang Susanto yang ditengarai punyai banyak perusahaan yang monopoli proyek2 di Bandung sehingga banyak perusahaan lain menjerit dan mati dan disebut kan dalam sejumlah kasus ini tidak patut untuk paksakan diri maju sebagai kandidat pimpin DPD Golkar.

Atas pandangan itu, barangkali Ketum Golkar dapat melirik dan merekomendasikan tokoh2 Golkar lain di Kabupaten Bandung untuk maju di ajang perebutan kursi pimpin DPD II Golkar yang akan datang.

Dua kandidat bersaing sekarang ini dinilai syarat dengan persoalan2 hukum, jika di amati kasus2 yang di beritakan. Pimpinan pusat Golkar tentu tidak akan mengambil langkah keliru untuk masa depan Golkar di Jawa Barat.

Oleh karena nya perlu di buka ruang bagi kader2 Golkar lain nya untuk pimpin DPD II Kabupten Golkar pada Musda yang datang.

Jakarta, 29 Desember 2020

Disclaimer : Artikel ini menjadi tanggung jawab penulis. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai aturan pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis dan Redaksi akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang.

Print Friendly, PDF & Email

Share This:

jurnalintelijen

Subscribe

verba volant scripta manent