KSPI: COVID-19, PHK DAN OMNIBUS LAW MASIH MENJADI ISU UTAMA DI 2021
Foto: Presiden KSPI Said Iqbal
Berkenaan dengan refleksi akhir tahun 2020 dan outlook 2021 tentang ketenagakerjaan di Indonesia, ada beberapa hal yang ingin kami sampaikan terhadap refleksi akhir tahun 2020 dan outlook 2021 tersebut. Tahun 2021 isu ketenagakerjaan atau persoalan ketenagakerjaan dihantui oleh 3 hal, yang berdasarkan kita refleksi sepanjang tahun 2020. Antara outlook 2021 dan refleksi akhir tahun 2020 itu saling keterkaitan. Karena acuan kita refleksi tahun 2020 baru terlihat apa yang akan terjadi di tahun 2021 . 3 isu besar itu adalah, pertama tidak ada kepastian tentang sampai kapan persoalan Covid-19 itu akan melandai jumlah angka yang terkena virus Covid-19 tersebut. Mengapa ini menjadi isu utama serikat pekerja dan buruh di Indonesia, karena ini sudah banyak sekali yang meninggal dari buruh, anggota dan pengurus KSPI di seluruh Indonesia sudah puluhan orang,dan saya kuatir akan mendekati angka ratusan orang. Laporan yang kami terima sudah puluhan orang anggota dan pengurus yang meninggal, itu yang tercatat, yang tidak tercatat tentu kami akan telusuri lagi, ungkap Presiden KSPI Said Iqbal dalm jumpa pers, Senin (28/12).
Yang positif di pabrik, klaster pabrik itu dan klaster keluarga buruh itu meningkat jumlahnya. Akibatnya dengan Covid-19 ini produktivitas pasti menurun, dan efeknya adalah perusahaan-perusahaan multi nasional sudah terkena dampaknya, penurunan produksi itu, karena pembeli di pabrik sepatu, tekstil, garmen, dan juga sebagain di pabrik otomotif dan turunannya itu pembeli sudah mengurangi permintaannya bahkan menyetop. Covid-19 akan mengakibatkan konsumsi akan menurun, investasi akan menurun, dan dengan demikian net ekspor terhadap impor pun pasti akan menurun, makan resesi ekonomi serikat buruh berpendapat, setidak-tidaknya KSPI masih belum menggembirakan, tapi tidak seoptimis Pemerintah, karena di lapangan kami jumpai Covid-19 sangat menghantui buruh, jelasnya.
Menurutnya resesi ekonomi masih akan menghantui outlook 2021 isu ketenagakerjaan, maka isu yang kedua yang besar adalah ledakan PHK, dan kami tidak seoptimis Menko Perekonomian, yang hanya memaparkan angka-angka, dan saya tidak tahu angka-angka itu apakah sudah di uji ke lapangan, bahwa ada lapangan-lapangan kerja baru, jangan-jangan investasi yang dijanjjikan oleh para investor dari luar negeri terutama dari industry mobil listrik, atau mungkin ekonomi digital, kami tidak terlalu optimis dengan berita-berita itu karena itu baru komitmen. Tapi di sisi lain realisasi investasi belum begitu bisa dibuktikan, di sisi lain PHK ledakannya dimana-mana, sudah menyentuk sektor manufaktur.
Isu yang ketiga adalah omnibus law, dan KSPI juga akan melakukan aksi lapangan di Mahkamah Konstitusi dan aksi virtual pada Selasa 29 Desember 2020, dan aksi virtual akan melalui Instagram, Facebook dan Twitter. Bagi kami reshuffle kabinet yang lalu tidak memberikan dampak positif apa pun, tidak memberikan inspirasi, tidak memberikan rasa optimisme. Menaker yang menurut kami sangat jeblok, yang tidak memahami dunia ketenagakerjaan harus di reshuffle, tapi sayangnya tidak direshuflle, ujar Said Iqbal.
Menteri tenaga kerja atau pejabat dirjen di kementerian tersebut mengklaim bahwa serikat buruh sudah diajak terlibat dalam pembahasan, menurut KSPI itu tidak benar. Mungkin pendekatan kepada elite sekelompok buruh yang diundang, kalau memang dia resmi, saya di KSP kan ada 3 orang lembaga tripartit nasional, tidak pernah membahas RPP satu pun. Didalam tripartit nasional 3 anggota KSPI tidak pernah diajak, ikut, diundang sekalipun. Saya yakin juga 3 orang dari KSPSI Andi Gani berarti ada 6, dan saya dengar dari KSBSI ada 3, berarti ada 8 dari total 15, 8 orang menurut informasi yang kami terima, tentu KSPI yang paling pasti tidak pernah membahas di tripnas, ucap Presiden KSPI.(Red)