PROVOKASI PENGGAL DAN ADZAN JIHAD ADALAH GELIAT ANEKSASI ISIS
Foto: Ilustrasi, sumber foto: Lintasterkini.com
Oleh : Abdulloh Faizin
Betul kita harus waspada bahwa diaspora kontekstual profovokasi jihadis sudah terlihat, mereka mempolarisasi keadaan negara ini menuju klimaks frame frame peperangan dengan menggaungkan adzan jihad dan genderang perang sebagai melampiaskan takbir penggal penggal dan bunuh bunuh layaknya separatis teroris tapi berbaju Agama.
Entah apakah iblis dari laut merah yang berada di semenanjung arabia telah dan paham radikalisme ISIS dan sempalannya telah merasuk dan menjadi amunisi kebencihan para jihadis indonesia lalu mereka membangun agitasi permusuhan, kemudian berniat memporak porandakan Negeri ini dengan isu klasik dibungkus dengan kedok menyatakan membela kebesaran Islam tapi justru mengkerdilkanya.
Mereka telah lupa dan dengan sengaja mengabaikan serta menghina dan melecehkan sabda Rasululloh serta yang berisi tentang bahaya Agitasi provokasi lisan yang mengakibatkan prahahara perpecahan dan pertumpahan sesama yakni sebuah hadist yang berbunyi :
يعذب اللسان بعذاب لا يعذب به شىء من الجوارح فيقول يا رب عذبتنى بعذاب لم تعذب به شيئا من الجوارح فيقال له خرجت منك كلمة بلغت مشارق الأرض ومغاربها فسفك بها الدم الحرام وأخذ بها المال الحرام وانتهك بها الفرج الحرام فوعزتى لأعذبنك بعذاب لا أعذب به شيئا من الجوارح
Artinya:
“Mulut akan disiksa dengan siksaan yang tidak akan dibebankan pada satu anggota tubuh pun. Lalu mulut bertanya kepada Tuhan, ‘Ya Tuhan, mengapa Engkau menyiksaku dengan siksaan yang tidak pernah ditimpakan kepada anggota mana pun selain aku?’ Tuhan menjawab, ‘Ada kata-kata yang menembus jajahan timur dan barat. Dengan kalimat itu, darah yang terhormat malah menjadi mengalir, harta haram menjadi terampas, kelamin yang dilindungi malah menjadi terkoyak. Maka, demi keagungan-Ku, Aku akan menyiksamu dengan siksaan yang tidak pernah dipikul oleh anggota tubuh mana pun’.” (Jâmiul Ahâdits: 28617)
Indikasi fenomena hadis itu telah terjadi yakni intruksi memenggal kepala dan menggaungkan adzan yang di rubah seenak perut bahkan berbeda dengan Sunnah Rasul dan ayat ayat Tuhan demi tujuan biadabnya. Jika hal itu tidak dihadang atau hanya dibiarkan maka Indonesia akan menjadi Syuriah kedua yang hancur karena kebiadan para penyembelih leher manusia dan memuncratkan darah dimana mana.
Benar yang dipesan bijak Guru kami Gus Mus bahwa para Kiyai Ustadz habaib di mohon untuk melantunkan dakwah yang lembut tanpa caci maki dan provokasi yang membakar perdamaian ini menjadi permusuhan yang meluluh patahkan Negeri ini. Mari kita berdoa semoga Negeri yang kita cintai ini aman dan tentram sebagai “baldatun thayyibatun warobbun ghofur”
Lamongan 30 November.
Ketua LTN-NU Cabang Lamongan
Disclaimer : Artikel ini menjadi tanggung jawab penulis. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai aturan pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis dan Redaksi akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang.