PEMUDA PAPUA ADALAH AGEN PERTAHANAN NEGARANYA
Foto: Webinar “Let’s talk about Papua : In the Eyes of Young Papuan , sumber foto: screenshot zoom
Dalam perspektif sistem pertahanan nasional, para pemuda Papua adalah bagian dari komponen sistem pertahanan sebagai agen pertahanan. Pemuda Papua harus memiliki spirit dan pemikiran positif terhadap Indonesia sebagai negaranya.
Hal ini dikemukakan Steve Rick Elson Mara dalam webinar bertema “Let’s talk about Papua : In the Eyes of Young Papuan (Mari Berbicara tentang Papua di Mata Anak Muda Papua)” yang diselenggarakan Perhimpunan Eropa untuk Indonesia Maju (17/10/2020).
“Berdasarkan data Hootsuite, jumlah penduduk Indonesia sampai Januari 2019 mencapai 268,2 juta jiwa, dengan nomer HP sebanyak 355,5 juta, pengguna internet mencapai 150 juta orang, aktif menggunakan Medsos sebanyak 150 juta,” tambahnya.
Menurut diplomat Indonesia di PBB ini, dari hasil survey Alvara Research Center, bahwa kelompok milenial yang menggunakan teknologi hanya 24%, menyukai music/budaya pop (11%), liberal/toleran (7%). Generasi X yang menggunakan teknologi sebesar 12%, etika kerja (11%), menjunjung nilai tradisional (7%). Generasi muda Indonesia saat ini adalah generasi yang terliterasi dengan teknologi. “Penggunaan internet yang meluas di Indonesia dimanfaatkan aktifis Papua di luar negeri untuk melakukan propaganda 4.0,” tegasnya.
Sementara itu, Dian May Fitri sebagai pembicara mengatakan, masalah mengakselerasi pembangunan di Papua adalah perhatian serius dari pemerintah Indonesia. Presiden Jokowi memiliki Inpres terkait masalah ini. Presiden Jokowi juga telah mengunjungi Papua dan Papua Barat sebanyak 13 kali untuk mengontrol pembangunan.
“Tahun ini, Presiden Jokowi juga mengeluarkan Inpres terkait percepatan pembangunan infrastruktur di Papua. Dana Otsus di Papua juga akan ditambah oleh pemerintah tahun 2021,” ujar pengamat masalah Papua ini.
Menurutnya, Otsus ditujukan untuk infrastruktur dan stimulus untuk pertumbuhan ekonomi di Papua dan Papua Barat. Pertumbuhan ekonomi akan meningkat cepat dengan pembangunan infrastruktur, sebab infrastruktur akan berdampak positif bagi pembangunan ekonomi dalam jangka panjang.
“Kemiskinan di Papua dan Papua Barat juga sudah ada tanda-tanda penurunan dengan adanya pertumbuhan ekonomi dan pembangunan infrastruktur. Pendidikan di Papua dan Papua Barat juga semakin banyak dengan besarnya dana afirmasi Pendidikan,” jelas perempuan yang ahli masalah keamanan ini.
Sedangkan, Ali Kabiay mengatakan, Pemerintah telah memberikan sesuatu yang berharga yaitu UU Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otsus, yang memberikan dampak positif dan akselerasi pembangunan yang merata.
“Beberapa faktor yang menghambat Otsus dan pembangunan infrastruktur di Papua yaitu separatisme; Korupsi sehingga ke depan harus ada sistem terpadu karena pemberatasan korupsi di Papua belum maksimal; Medsos selalu menggambarkan sisi negatif terkait Papua; Banyak program sektoral tidak berjalan dengan baik seperti pendidikan, dimana banyak guru tidak hadir untuk mengajar siswa,” ujar Ali.
Menurut tokoh pemuda Papua ini, generasi muda Papua harus bersatu melawan hoax, propaganda dan lain-lain. Oleh karena itu, sarannya, caranya dengan belajar agar berubah mindset anak muda Papua. Pemuda Papua yang sedang belajar di luar negeri, maka ilmunya harus bermanfaat mengoptimalkan potensi-potensi alam di Papua (Red).