NEW NORMAL: HIDUPNYA EKONOMI RAKYAT, TUMBANGNYA KAPITALIS

NEW NORMAL: HIDUPNYA EKONOMI RAKYAT, TUMBANGNYA KAPITALIS
Foto: Ilustrasi, sumber foto: Suara.com

 

Oleh. Taufiq Amrullah *)

New normal itu berupaya kembali ke aktivitas ekonomi yang baru dengan kebiasaan baru yang lebih efektif dan menguntungkan. Shifting menuju keseimbangan ekonomi yang baru (new equilibrium) dengan model permintaan dan penawaran yang baru. Masyarakat akan semakin selektif dalam berbelanja. Potensi bangkitnya ekonomi komunitas dan UMKM.

Kegiatan ekonomi selama ini banyak boros, korban iklan, terjebak pola konsumerisme dan cenderung ‘memberi makan’ orang kaya, menyuburkan kapitalisme.

Bayangkan kalau Anda ke mall dengan uang 300 ribu tak cukup untuk makan di restoran sekeluarga. Padahal dengan uang tersebut bisa membeli makanan yang sama enaknya di lingkungan atau komunitas Anda, dan cukup untuk makan sekeluarga selama dua hari. Kalau dipakai untuk membeli bahan makanan untuk diolah sendiri, uang tersebut cukup untuk makan sekeluarga selama sepekan. Itulah arah perilaku ekonomi yang baru.

Maka inilah saatnya membatasi diri membeli barang konsumtif dan mahal. Saatnya membangun ekonomi komunitas, membeli dari komunitas dan menjual ke komunitas, lingkungan atau tetangga, hidupkan pasar di sekitar kita, atau belanja online ke UMKM sekitar kita.

Kualitas produk relatif sama, rasa makanan enaknya sama dan tentu lebih terjaga halal dan higienisnya. Jauh lebih murah karena tak perlu biaya iklan yang besar, tak perlu sewa tempat mahal. Dan yang terpenting perputaran ekonomi rakyat akan lebih hidup.

Inilah new normal, hidupkan komunitas, sudahi menghidupi kapitalis. Saatnya setiap orang menciptakan roda ekonomi keluarganya masing-masing dengan semangat entrepreneurship.

Jangan lagi rakyat menjadi kacung kapitalisme yang penuh kepalsuan. Suburkan jual beli dan matikan riba.

New normal dimana masyarakat tak lagi latah membanjiri mall, membeli makanan siap saji milik asing, pakaian bermerk ataupun ngopi di kafe-kafe jaringan asing.

Semua bisa disubtitusi, semua bisa didapatkan dalam komunitas, berbelanja di warung tetangga, kopi produk warkop, membeli produk buatan teman sendiri dan ikut meramaikan jual beli dalam UMKM.

Perputaran ekonomi dalam skala kecil komunitas-komunitas bagaikan titik-titik mata air yang menyuburkan ekonomi rakyat secara perlahan namun pasti.

Pusat-pusat pertumbuhan menyebar dan merata di lapisan masyarakat, semua orang memegang cash dan memiliki kendali ekonomi dalam skalanya masing-masing. Maka kerajaan kapitalis akan bertumbangan. Tak akan ada lagi eksploitasi buruh, tak ada lagi bubble economy.

New normal yang menguntungkan rakyat adalah menghidupkan ekonomi dalam komunitas. Bukan mengembalikan ekonomi kapitalis untuk siuman dari kebangkrutannya akibat mall tutup, property turun, bbm turun, mobilitas turun, dan konsumsi turun.

Jejaring ekonomi rakyat atau UMKM akan lebih cepat pulih dengan memperkuat jual beli dalam komunitas.
Jangan relakan uang Anda tersedot kembali dalam mesin-mesin kapitalis yang sedang sekarat. Siapkan pelampung masing-masing, jangan ikut masuk ke kapal yang akan karam.

Wallahu A’lam.

*) Fouder Rumah Ekonomi Rakyat

Disclaimer : Artikel ini menjadi tanggung jawab penulis. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai aturan pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis dan Redaksi akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang.

Print Friendly, PDF & Email

Share This:

jurnalintelijen

Subscribe

verba volant scripta manent