MENEGAKKAN PANCASILA

MENEGAKKAN PANCASILA
Foto: Andi Naja FP Paraga (Penulis)

oleh : Andi Naja FP Paraga

Pengantar

Selamat Hari Jadi PANCASILA ke 74 1 Juni 1945-2020 untuk Seluruh Bangsa Indonesia. 74 tahun Pancasila menfondasi dan membingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia(NKRI) tidak pernah istirahat dari berbagai ujian dan tantangan bahkan gangguan,namun Kita tetap terfondasi dan terbingkai dengan kuat dan masih tegak berdiri bersama Pancasila.

Pancasila Falsafah Bangsa

Sidang BPUPKI 18 Agustus 1945 menetapkan Pancasila sebagai Falsafah dan Landasan Idil Republik Indonesia satu hari setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Pancasila menjadi Dasar Negara yang wilayahnya membentang dari Sabang hingga Merauke Dari Pulau Nias hingga Pulau Rote. Sebuah Falsafah tentu diambil dari Bumi Negeri itu sendiri digali dan diangkat lalu dirumuskan dengan rumusan sederhana. Leluhur hingga kita adalah bangsa yang berketuhanan menjunjung tinggi Kemanusiaan mengepankan Persatuan menyelesaikan semua persoalan dengan prinsip Musyawarah-Mufakat dan bercita-cita Mewujudkan Keadilan Sosial

Pancasila adalah Kepribadian Bangsa

Sebuah Falsafah atau Ideologi pasti membentuk Kepribadian/karakter dan Kepribadian Bangsa Indonesia itu adalah Pancasila. Oleh karena itu sulit bagi Ajaran Aties/tidak bertuhan hidup di Bumi Indonesia. Tidak ada ruang kehidupan barbar hidup dan berkembang di Negara yang menjunjung tinggi Azas Kemanusiaan. Tidak ada tempat bagi siapapun yang memecah belah Persatuan,tidak ada ruang otoriter dan pemaksaan kehendak dalam Sistem Musyawarah-Mufakat dan tidak ada ruang bagi Kapitalisme yang hanya mementingkan Kesejahteraannya sendiri pada Negara yang berprinsip Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia . Itulah mengapa Pancasila disebut sebagai Kepribadian Bangsa.

 

Kewajiban Menegakkan Pancasila

Sejak Indonesia Merdeka Para Pendiri Bangsa bertekad menegakkan Pancasila dengan sepenuh tanggung jawab dan dengan segala resiko. Rongrongan terhadap Pancasila datang dari luar dan dalam dan selama 22 tahun Kepemimpinan Para Pendiri Bangsa mereka memperlihatkan Patriotismenya dalam setiap Peristiwa. Banyak yang gugur menjadi Kesuma Bangsa dan pengorbanan besar mereka tak mampu kita nilai dengan apapun. Jazad-jazad mereka ada yang dikebumikan di Makam-makam Pahlawan,ada yang dikebumikan di Pemakaman-Pekaman Umum bahkan ada yang dikebumikan di Pekaman-pekaman Keluarga. Yang lebih miris lagi banyak yang kita tidak tahu mereka dimakamkan dimana. Semua itu terjadi demi mempertahankan menegakkan Pancasila.

Mempertahankan Pancasila di Era Globalisasi

Para Pendahulu Bangsa adalah Sosok-sosok yang berhasil mempertahankan Pancasila dalam berbagai medan perjuangannya bahkan telah memperkenalkan Pancasila ke Seluruh Dunia. Perserikatan Bangsa-Bangsa pernah diperdengarkan Pancasila oleh Bung Karno dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa Bangsa. Hal ini menandakan tekad yang kuat memperkenalkan Falsafah hidup sebuah bangsa yaitu Bangsa Indonesia.

Era Reformasi menandai dimasukinya Era Globalisasi dimana disaat Seluruh Pendahulu Bangsa telah kembali ke haribaan Tuhan Yang Maha Esa. Generasi Bangsa yang ada di Era Globalisasi adalah Generasi Baru. Dahulu kita yang mendatangi Dunia tapi kini Dunia yang mendatangi kita dan mereka melihat perwujudan Pancasila di Negara Pancasila itu sendiri.

Seperti dahulu mereka membawa Ideologi bahkan kini mereka membawa Investasi juga. Tantangan baru yang beda dengan dengan Era Kolonialiasme dan Imperialisme fisik menjadi keniscayaan yang harus dihadapi. Tantangan ini menjadi tidak ringan karena secara perlahan banyak yang tidak lagi melihat Urgensi Pancasila sebagai Filter/Penyaring Ideologi yang menyerbu dari berbagai sisi. Dampak besar Globalisasi sangat terlihat dari Perubahan Cara Pandang dan Pola Hidup Bangsa Indonesia saat ini.

Tantangan Berat Pancasila di Era Globalisasi

Globalisasi hadir mengusung sejumlah Isu antara lain Demokrasi dan Hak Azasi Manusia dan kira telah sepakat menjadikan kedua azas tersebut menjadi bagian Integral dari Bangsa Indonesia. Demokrasi dan HAM tidak hanya menjadi Anugrah namun sekaligus menjadi tantangan baru yang harus diakomodir dan diwujudkan karena kedua prinsip tersebut sejalan dengan Pancasila. Di Era Globalisasi barometer keberhasilan dan keunggulan suatu bangsa diukur sejauh mana bangsa tersebut menjunjung tinggi Demokrasi dan HAM.

Prestasi Demokrasi dan HAM di Indonesia

Walaupun setiap orang atau kelompok berbeda pandangan tentang Prestasi Demokrasi dan HAM di Indonesia,namun secara Umum dapat dikatakan di Era Reformasi kita mencatat dinamika pelaksanaan Demokrasi dan Penegakan HAM sudah berlangsung Sejak Tahun 1998 hingga Tahun 2020. Dengan segala kekurangannya kita terus bergerak kepada Demokrasi dan Penegakan HAM yang lebih baik walaupun masih menyisakan sejumlah catatan buruk. Prestasi yang belum menggembirakan ini harus dianggap sebagai tantangan sekaligus Kewajiban.

 

Tuntutan Mewujudkan Pancasila

Rezim Pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo- Dr(HC) KH Ma’ruf Amin menjadi Sosok yang dimasa kepemimpinannya dapat mewujudkan Pancasila. Tantangan nyata didepan mata antara lain :

Pertama Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan sebagai Wujud Sila Pertama Pancasila masih menyisakan sejumlah masalah termasuk Persoalan kendala Pendirian Rumah Ibadah

Kedua Penegakan Hukum dan HAM menunggu kerja optimal demi Prinsip Kemanusiaan yang Adil dan beradab. Tindak Pidana korupsi semakin besar dan bermunculan,Sejumlah kasus kasus pelanggaran HAM masih menunggu kejelasan penyelesaiannya.

Ketiga Ancaman Ideologi Transnasional harus dihadapi dengan tegas,persoalan Separatisme masih mewarnai Perjalanan Bangsa. Semua persoalan tersebut tentu mengancam Persatuan Indonesia Sila ke-3 dari Pancasila

Keempat Pemilu 2019 dan Sejumlah Pilkada yang berlangsung selama ini belum terlihat sempurna sebagai Proses Demokrasi tanpa masalah. Sejumlah Warga Negara masih banyak yang mengeluh tidak terdapat nama mereka sebagai pemilih. Ini Pekerjaan Rumah yang Serius dan menjadi tantangan Perwujudan Sila ke-4 Pancasila.

Kelima Persoalan terbaru adalah Gejolak Mengatasi Pandemi Covid19 atau Corona. Bantuan Sosial dan Pembatasan Sosial Berskala Besar menjadi sorotan banyak pihak. Managemen Pengelolaannya dikritisi karena tidak memenuhi Unsur Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Kesimpulan/Penutup

Semangat Mewujudkan Pancasila harus menjadi Semangat semua lembaga khususnya Lembaga Trias Politika yaitu Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif karena tumpuan kewajiban perwujudan Pancasila berada pada ketiga lembaga tersebut.(ANFPP010620)

Disclaimer : Artikel ini menjadi tanggung jawab penulis. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai aturan pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis dan Redaksi akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang.

Print Friendly, PDF & Email

Share This:

jurnalintelijen

Subscribe

verba volant scripta manent