HAI BURUH APA IDEOLOGIMU

HAI BURUH APA IDEOLOGIMU

 

Foto: Andi Naja FP Paraga (Penulis)

oleh : Andi Naja FP Paraga

Pengantar

Hari Ini Hari Ulang Tahun ke-73 Pemuda Demokrat yang didirikan tahun 1946 dan itulah Awal Muncul Slogan SosioNasionalis SosioDemokrasi yang Berketuhanan Yang Maha Esa Selamat Ulang Tahun bagi yang merayakannya. Mengapa Istilah tersebut muncul pada Tahun 1946 satu tahun setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan tak terpisahkan dari Semangat Proklamasi, Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 dan Dideklarasikan oleh Kelompok Pemuda. Tentu semangatnya adalah menguatkan kembali eksistensi Pemuda dalam merintis dan memperjuangkan Kemerdekaan dan Semangat Juang untuk mempertahankan Kemerdekaan.

Ideologi Sosial Demokrat (Sosdem)

Sosio Nasionalis dan Sosio Demokrasi yang Berketuhanan Yang Maha Esa sungguh merupakan Saripati Proklamasi,Pancasila dan UUD 1945 dan Keterwujudan ke-2 Istilah tersebut merupakan tujuan Bung Karno dan Para Pemuda dizaman Revolusi dan mestinya menjadi semangat bangsa saat ini dan seterusnya. Tujuan besar dan Agung dari SosioNasionalis, SosioDemokrasi yang Berketuhanan Yang Maha Esa adalah Negara Berkesejahteraan yang oleh Bung Karno disebut Welfare State. itulah Sosial Demokrat(Sosdem).

Tantangan Bung Karno sama dengan Tantangan Sosdem

Gangguan Sekutu

Pasca Proklamasi Kemerdekaan 1945 Perjuangan menghadapi Penjajah dan Pemberontak memasuki babak baru. Belanda menggandeng Amerika dan Inggris kembali masuk mengganggu kedaulatan Indonesia. Mereka disebut Sekutu dan sangat berbahaya. Siapa yang tidak mengenal Negara Inggris yang mendominasi Penjajahan di Dunia. Siapa yang tidak kenal Amerika Serikat yang sesungguhnya berasal dari Bangsa Inggris juga yang menguasai benua temuannya yang Pribuminya kita kenal bernama Indian dan Siapa yang tak kenal Belanda masuk dengan alasan berdagang di Nusantara lalu membentuk VOC sebuah Poros Dagang Internasional berpengalaman 350 tahun berdagang sehingga menjajah. Para Imperialis Kolonialis itu bersekutu untuk menguasai Indonesia kembali.

Mereka Sungguh-sungguh kembali hingga Republik Indonesia sempat berubah dengan nama Republik Indonesia Serikat (RIS) itulah hasil Devide Et Empera Jilid Dua dan mau tidak mau Para Proklamator menerima sistem itu walaupun hanya merupakan siasat untuk menghindari Perang dan metode/Jurus mempertahankan Kemerdekaan. Berbagai Upaya untuk membawa persoalan ini ke Meja Perundingan hingga dikenal ada Perundingan Linggar Jati, Perundingan Roem Rooyen dan Perundingan Renville demi untuk menghindari Perang seperti Perang 10 November 1945 di Surabaya. Mereka mengasingkan Bung Karno berkali-kali untuk menjauhkannya dari Rakyat.

Gangguan Pemberontak

Pemberontakan oleh Bangsa Sendiri atas PANCASILA dan KEPEMIMPINAN SUKARNO menjadi persoalan terberat. Kita mengenal dalam Sejarah sejumlah Pemberontakan berbasis Ideologi tak pernah berhenti. Berbagai Bentuk Pemberontakan seperti mendirikan Negara tersendiri berbasis wilayah hingga berbasis Agama. Semua itu harus dihadapi oleh Bung Karno dengan bijak tapi tegas. Tentu bukan Persoalan Mudah tapi memang mempertahankan Kemerdekaan jauh lebih berat daripada memperjuangkannya. Itulah Fakta bahwa tidak ada jalan mulus menuju Negara Welfare State dan tidak ada jalan tol mengendarai Ideologi Sosial Demokrat (Sosdem).

Pemberontakan Terberat

Sejarawan mengatakan Pemberontakan terberat dihadapi adalah Pemberontakan berbasis Ideologi Agama seperti DI/TII karena hampir ada disetiap Propensi dan Poros besarnya ada di Jawa Barat serta Sulawesi Selatan. Sejarawan mencatat perang menghadapi pemberontak berbasis Ideologi Agama ini berlangsung selama 15 Tahun jauh lebih berat daripada menghadapi Pemberontakan oleh PKI atau Pemberontakan berbasis kewilayahan. 15 Tahun Negara Proklamasi Kemerdekaan 1945 menghadapinya dengan sangat melelahkan.

Kita tahu betapa Pasukan Siliwangi harus berjalan kaki setelah mengatasi masalah di Jokjakarta menuju Jawa Barat dan langsung berhadapan dengan DI/TII Pimpinan Karton Suwiryo. Menghadapi mereka tentu tidak mudah. Disaat yang sama pengiriman Pasukan untuk menghadapi gerakan yang sama di Sulawesi Selatan Pimpinan Kahar Muzakkar merupakan Perang Gerilya terpanjang dan terlama. Semua itu harus dihadapi walaupun menghadapi bangsa sendiri.

Pertarungan Ideologi Sosdem dengan Ideologi lainnya

Membuka Sejarah berarti membuka kembali rekam jejak perjuangan Ideologi Sosial Demokrat(Sosdem) dengan Ideologi lainnya dan rintangan besar bagi Bung Karno yang datang dari dalam dan luar Negeri sepanjang 22 tahun. Setidaknya memperkuat kita untuk mempertahankan Ideologi ini sebagai Ideologi Kaum Buruh yang harus terus dihidupkan sepanjang Usia Republik Indonesia tercinta dan menjadi tugas berat bagi Generasi ini untuk mempertahankan dan melanjutkannya.

Buruh dan Ideologi Sosial Demokrat

Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI) Sejak didirikan pada Tahun 1992 memang berbasiskan Ideologi Sosial Demokrat(Sosdem). Bukan tanpa alasan yang kuat mengapa Para Pendiri SBSI memilih Ideologi ini. Menurut Analisa kami Alasan terkuat adalah :

Pertama Ideologi Rezim Suharto yang berkuasa saat itu bukanlah Ideologi Bung Karno yang artinya bukanlah Ideologi Sosial Demokrat. Ideologi Rezim Suharto adalah Ideologi Kolonialisme dan Ideologi Kapitalisme yang bertentangan dengan Falsafah Pancasila dan Konstitusi Undang-Undang Dasar 1945. Karena itu aturan turunannya yang mengatur seluruh aspek kehidupan itu bukan Sosial Demokrat tapi Kolonialisme baru.

Kedua Ideologi Serikat Buruh/Pekerja saat itu terbagi dua. Serikat Buruh/Pekerja Pro Rezim berideologi Neo Kapitalisme yang tunduk dan diatur oleh Kapitalis dengan menggunakan kekuatan Rezim. Itulah mengapa Kesejahteraan Buruh/Pekerja tidak pernah terwujud walaupun Rezim sudah menyatakan Indonesia sudah lepas landas semua itu hanya kalimat penipuan karena faktanya Indonesia harus kembali terpuruk dengan Krisis Moneter.

SBSI memilih Ideologi kedua yaitu Sosial Demokrat(Sosdem) yang berarti memilih bertentangan dengan Rezim yang berkuasa dan harus menerima keadaan selama 5 (lima) tahun hingga Reformasi menerima tekanan demi tekanan. Rapat-rapatnya diawasi ketat bahkan dibubarkan. Sejumlah Tokoh Pendiri SBSI menerima perlakuan buruk dihampiri semua Wilayah dan Muchtar Pakpahan bersama beberapa yang lainnya didekam oleh Rezim Suharto didalam Penjara hingga upaya pembunuhan terhadapnya pernah terjadi kalau tidak ada tekanan Internasional terhadap Rezim Suharto.

Apakah Ideologi Serikat Buruh/Pekerja saat ini

Sesungguhnya Ideologi Serikat Buruh/Pekerja saat ini masih seperti Masa Orde Baru artinya tetap ada Serikat Buruh berideologi Sosial Demokrat dan Bukan Sosial Demokrat dan karena itu terlampau berat ketika kita ingin mewujudkan Persatuan Buruh. Slogan Buruh Bersatu Pasti Menang atau Buruh Bersatu dan bisa dikalahkan itu bertahun tahun hanya menjadi Penyemangat Aksi-aksi Demonstrasi semata. Upaya menghimpun mereka sebagai suatu kekuatan terkendala oleh perbedaan Ideologi itu. Bagaimana pun Semua Serikat Buruh/Pekerja satu Tujuan tetapi bila beda Ideologi mustahil untuk bisa sampai kepada tujuan yang satu.(ANFPP)

Disclaimer : Artikel ini menjadi tanggung jawab penulis. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai aturan pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis dan Redaksi akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang.

Print Friendly, PDF & Email

Share This:

jurnalintelijen

Subscribe

verba volant scripta manent