PUASA ITU TANDA CINTA
Foto: Andi Naja FP Paraga (Penulis)
Oleh : Andi Naja FP Paraga
Ada Slogan lama yang masih tetap menjadi slogan Universal didunia yaitu : Cinta Butuh Pengorbanan. Setiap Aspek kehidupan membutuhkan cinta dan pembuktiannya memang selalu dengan pengorbanan baik mengorbankan tenaga,fikiran,harta,waktu,gengsi,egoisme dan apapun yang kita miliki. Tidak jarang orang mengorbankan kekuasaannya demi yang dicintai. Pengorbanan adalah aspek terbesar dalam Cinta.
Pengorbanan kepada Tuhan
Puasa adalah wujud nyata kecintaan seseorang kepada Tuhan. Setiap orang yang meyakini bahwa Tuhan memiliki maksud atas perintah dan larangannya dan mematuhinya tidak berdasarkan rasa takut melainkan dengan rasa cinta maka ia telah sampai pada tingkat penghambaan yang tertinggi. Puasa adalah perintah Tuhan dan menjadi bentuk kecintaanNYA untuk mengembalikan seorang hamba pada kesuciannya seperti kesucian ketika dilahirkan ke dunia.
Orang yang berpuasa karena kepatuhannya kepada Perintah Tuhan dengan didasari kecintaan rela untuk memenuhi semua ketentuan berpuasa itu. Rela menahan haus dan lapar,rela menahan hasrat yang bergejolak pada pasangan di siang hari,rela menjauhi segala sesuatu yang bisa membatalkan puasanya. Semua itu diterima sebagai resiko kecintaannya kepada Tuhan. Orang yang sudah menyadari bahwa puasa didasarkan dan dilakukan dengan cinta tidak akan terbebani dengan puasa bahkan sepanjang berpuasa ia nikmati dengan rasa cinta.
Mencintai dengan Cinta
Dikisahkan dalam Tarikh Islam bahwa Sitti Khadijah binti Khuwalaid atau wanita yang kita kenal sebagai Istri Pertama Nabi Muhammad SAW demi cintanya kepada Rasulullah rela mengorbankan apa saja yang dimilikinya untuk perjuangan suaminya. Wanita Bangsawan dan Kaya Raya itu mengorbankan seluruh hidupnya untuk Sang Nabi. Ketika Usaha Ekonominya diboikot oleh Kafir Qurays bertahun-tahun dan menyebabkannya jatuh miskin tak membuat hati beliau sedih. Beliau sadar bahwa mencintai Sang Suami apalagi dalam kedudukan Suaminya sebagai Utusan Tuhan tentu beresiko besar namun segala resiko diterimanya dengan tulus ikhlas. Akhirnya beliaulah yang ikhlas jasadnya dibungkus dengan kain kafan apa adanya. Beliau mencintai Sang Nabi dengan cinta yang sempurna.
Puasa adalah salah satu cara Tuhan mencintai
Banyak tubuh yang menderita sakit karena makanan dan minuman walaupun makan dan minum itu merupakan kebutuhan dasar manusia. Konon penyakit-penyakit kronis lebih banyak disebabkan dari apa yang dikonsumsi. Ketika seseorang sakit acapkali dokter menyarankan untuk tidak mengkonsumsi makanan dan minuman tertentu agar penyakit yang diderita seseorang tidak kambuh lagi atau tidak semakin parah. Demi kesehatan kita pun rela berpuasa untuk makanan dan minuman tertentu. Biasanya setiap penyakit memiliki pantangan terhadap makanan dan minuman tertentu. Namun karena setiap makanan dan minuman tetap memiliki potensi tidak baik walaupun kadarnya kecil maka diperlukan pola yang berbeda untuk mengantisipanya. Untuk itu kadang dokter menganjurkan seseorang untuk berpuasa.
Penyakit Manusia itu terdiri dari 2(dua) jenis yaitu penyakit fisik dan non fisik. Puasa adalah pola pengobatan yang mencakup kedua jenis penyakit itu. Karena itu Nabi Muhammad SAW bersabda : Berpuasalah Supaya Sehat. Anjuran Nabi ini bukan ketika seseorang sedang sakit tetapi ketika orang sedang sehat. Artinya ketika tubuh dirasa tidak ada masalah berpuasalah karena puasa bisa membuat sesorang tetap sehat. Tentu pengetahuan kita tentang dampak puasa terhadap kesehatan fisik/jasmani sudah cukup,tapi bagaimana dengan Kesehatan Rohani.
Kesehatan Rohani seseorang sangat penting bagi kehidupannya sehari-hari. Ketika Akal dan hati tidak sehat sesungguhnya kita membutuhkan pola penyembuhannya yang baik.Seringkali penyakit akal dan hati itu disebabkan oleh kegagalan seseorang mengendalikan keinginannya dan emosinya. Puasa dihadirkan untuk mengendalikan keinginan dan emosi. Puasa menciptakan Kontrol terhadap 2 Unsur rohani kita itu. Marah itu baik pada tempatnya dan tidak boleh berlebihan,jika marah terkendali akan membuat fikiran dan hati menjadi tenang tanpa harus ditenangkan oleh orang lain. Marah yang terkendalikan membuat yang marah tetap berwibawa dan yang dimarahi tidak merasa terhina dan marah yang seperti itu adalah marah yang benar.
Penjelasan sederhana diatas sesungguhnya membuktikan kepada kita cara Tuhan Mencintai hambaNYA dengan berpuasa. Karena itu sangat tepat ketika kita meyakini bahwa Puasa itu adalah Cinta . Dengan berpuasa perasaan seseorang menjadi lembut bahkan mengilhami kecintaan dan kepedulian kepada sesama. Sikap yang tak gampang marah adalah wujud cinta seseorang pada keluarganya dan orang lain. Puasa pun mengilhami seseorang untuk berbagi kebaikan. Muncullah rasa perduli kepada orang miskin,anak yatim piatu dan kemudian kita membantunya dengan apa yang kita miliki. Secara perlahan keperdulian itu berubah menjadi Cinta. Jadilah berpuasalah demi mewujudkan kecintaan kepada Tuhan dan kepada sekeliling kita.(ANFPP130520)
Disclaimer : Artikel ini menjadi tanggung jawab penulis. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai aturan pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis dan Redaksi akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang.