Budi Gunawan Sebagai Mastermind Baru Indonesia
Figur Kepala BIN Jenderal Pol Purn Prof. Dr. Budi Gunawan, PhD sontak menggegerkan blantika politik Indonesia, pasca sebagai mastet mind atau aktor dibalik bertemunya Jokowi dengan Prabowo Subianto dan makan siang bareng Prabowo Subianto dengan Megawati Soekarnoputri. Keberhasilan Budi Gunawan yang dikenal dengan BG ini jelas membawa marwah dan wibawa BIN semakin berkilau, sekaligus “tabungan politik” bagi BG untuk serius maju dalam Pilpres 2024, apalagi LSI Denny JA dalam sebuah surveinya menyebut BG satu diantara 15 kandidat Presiden pasca Jokowi.
Kiprah BG di dunia politik ini adalah sah sah saja, apalagi dinamika politik juga jadi salah satu gatra yang harus dicermati oleh BIN sebagai “mata dan telinga negara”.
Adanya waktu lebih bagi BG untuk menyelesaikan kemelut politik, disebabkan karena ancaman terorisme dan separatisme kurang berkembang dinamis, walaupun sel sel JI tetap berkembang serta NFRPB sudah umumkan pemerintahan serta sudah adanya West Papuan Army, namun dalam skala ancaman yang mungkin sudah dikaji BIN masih dalam skala “minor” dibandingkan ancaman keterbelahan sosial atau segregrasi sosial dan dendam politik kesumat pasca persaingan politik yang panas, ketat dan diametral tidak hanya di tingkat elit namun sudah mewabah di grassroots dengan munculnya istilah “cebong vs kampret” selama pilpres 2019. Hal inilah yang membuat BG harus turun tangan dan “bergerak senyap” mencari jalan keluar dari ancaman yang sudah menganga tersebut.
Meminjam istilah pengamat intelijen, Stanislaus Riyanta, keberhasilan BG juga merefleksikan keberhasilan mediasi, penggalangan baik melalui cipta opini dan cipta kondisi sampai kontra intelijen dengan meminimalisir circuumstances bagi figur atau kelompok kepentingan yang “kurang happy” dengan rekonsiliasi Prabowo-Jokowi dan Mega-Prabowo. Atau meminjam teori Lloyld dan Llyota bahwa ancaman tidak akan muncul jika niat musuh sudah diketahui, circuumstancenya dinihilkan dan capability menangkal ancaman dioptimalkan dan BG sudah berhasil menerapkan “teori klasik” tersebut sehingga layak disebut intel sejati. Dengan kata lain, intelijen yang profesional dan cerdas sejatinya adalah “problem solver” yang dapat dihandalkan.
Tidak salah jika BG mendapat julukan sebagai “orang kuat baru”, bahkan bisa dipercaya oleh 3 tokoh berpengaruh di Indonesia saat ini (Jokowi-Megawati-Prabowo Subianto), sehingga peluang BG di 2024 akan semakin menguat dan BG mungkin berpeluang menjadi Presiden dari kalangan profesi intelijen sebagaimana Vladimir Putin yang merupakan agen KGB menjadi Presiden Rusia sampai dua periode seperti sekarang ini.
Otjih Sewandarijatun, alumnus Udayana Bali. Tinggal di Giri Kencana, Cilangkap, Jakarta Timur