Kini Saatnya Prabowo Melupakan Oleh : Lili Bukhori

Kini Saatnya Prabowo Melupakan Oleh : Lili Bukhori

Menolak lupa. Ya diksi ini memang sering kita dengar. Kita jangan sampai melupakan hal yang tidak layak dilupakan. Karena melupakan adalah perbuatan yang disengaja maka dampaknya terkadang sering menyakitkan.
Misalnya melupakan mantan dengan membuang mantan pada tempatnya. Tentu menyakitkan tidak gampang dan membutuhkan keberanian luar biasa. Tetapi keadaan terkadang memaksa kita harus melupakan. Ya benar-benar harus melupakan.
Melupakan tidak nya dilakukan kepada mantan tapi juga bisa dalam politik. Kata politik memang mengerikan bagi sebagian orang. Karena lawan, kawan menjadi tipis setipis rambut dibelah tujuh, setipis antara benci dan cinta.
Benci bisa dengan mudah berubah menjadi cinta, dan rasa cinta pun bisa berubah menjadi benci dalam sekejap mata. Dalam politikpun, lawan bisa jadi kawan, dan teman pun bisa segera jadi lawan, begitu seterusnya.
Pilpres dan Pileg Alhamdulillah sudah berlalu dan telah melewati tahap puncak yaitu putusan MK. Mahkamah Konstitusi telah memutuskan untuk menolak semua gugatan curang dari kubu Prabowo-Sandi.
Tim Pengacara kubu 02 yang mendatangkan saksi-saksi yang kocak, tidak mampu memberikan bukti dan meyakinkan majelis Hakim MK. Mereka hanya bisa datang dan memberikan kesaksian yang tidak cukup. Bahkan terekam beberapa adegan kocak dari para saksi-saksi mereka.
Setelah keputusan MK yang menolak gugatan dari kubu Prabowo, otomatis meyakinkan KPU untuk menetapkan Capres dan Cawapres terpilih, banyak pihak menginginkan rekonsiliasi. Mereka mengharapkan Prabowo dan Jokowi bertemu untuk menentukan visi dan misi kedepan dalam rangka kerjasama membangun bangsa.
Rekonsiliasi ternyata tidak diterima oleh semua pihak. Ada sekelompok ibu-ibu yang berdemo di depan rumah Prabowo dan menyerukan agar Prabowo tidak bertemu Jokowi alias emak-emak ini menolak rekonsiliasi. Mereka menginginkan Prabowo dan Partai Gerindra tetap berada diposisi oposisi jangan sampai Prabowo bergabung dengan pemerintah apalagi menempatkan kadernya di kabinet pemerintah.
Contoh orang yang tidak menyetujui adalah Amien Rais. Selama ini mbah Amien begitu ngotot, habis-habisan membela Prabowo dan menyerang Jokowi. berbagai pernyataannya yang tajam setajam silet sering ditujukan kepada Jokowi dan jajarannya. Mulai dari pernyataan bahwa pembagian sertifikat tanah adalah ngibul, dikotomi partai Allah dan Partai setan serta pernyataan kontroversi lainnya. Intinya Amien Rais membela Prabowo habis-habisan dan menyerang Jokowi pun dengan habis-habisan.
Sabtu, 13 Juli 2019 kemarin rupanya Amien Rais hanya bisa melongo melihat televisi di pagi hari. Berbagai stasiun televisi memberitakan bahwa Prabowo dengan beberapa pengurus Partai Demokrat bersiap untuk bertemu dengan Presiden Jokowi.
Prabowo Subianto terlihat sudah hadir di stasiun MRT Lebak Bulus Jakarta. Calon Presiden Nomor Urut 02 pada Pilpres 2019 itu direncanakan akan menggelar pertemuan dengan Presiden Terpilih Joko Widodo.
Prabowo terlihat didampingi Sekretaris Kabinet yang juga salah satu pembantu dekat Jokowi, Pramono Anung. Juga terlihat pengurus inti Partai Gerindra, seperti Ahmad Muzani dan Eddie Prabowo. Selain itu Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf, Erick Thohir, juga hadir. Mereka menunggu kedatangan Presiden Jokowi.
Jokowi dan Prabowo dijadwalkan akan naik MRT bersama. Mereka pun akan menggelar jumpa pers di Stasiun MRT Senayan. Ini bakal jadi pertemuan pertama Jokowi dan Prabowo sejak Pilpres 2019.
Tentu saja Amien Rais yang merasa sebagai tokoh besar yang mendukung Prabowo merasa di lupakan. Tapi menurut penulis sih sekarang ini waktu yang tepat bagi Prabowo untuk mulai melupakan Amien Rais.
Memang sih sosok Amien Rais dulu dikenal dan populer sebagai tokoh reformasi tetapi kini kepopulerannya merosot tajam dan cenderung melumer. Pernyataan-pernyataannya cenderung tidak berbobot dan membuat masyarakat ilfil.
Ketika Prabowo bertemu Jokowi pun Amien Rais kembali nyinyir. Amien Rais menganggap bahwa pertemuan ini merupakan tanda bahwa Prabowo dengan Partai Gerindranya akan bergabung dengan Jokowi. Jika hal ini terjadi menurut mbah Amien merupakan tanda kematian lonceng demokrasi.
Padahal pertemuan ini hanya sebagai rekonsiliasi, etika dua kubu yang sebelumnya berperang mengadu strategi untuk meraih simpati rakyat. Mungkin Amien Rais sama dengan emak-emak yang gagal paham atau terlalu suudhzan dengan Prabowo.
Senyatanya rekonsiliasi berupa bertemunya Prabowo dan Jokowi amatlah penting. Hal ini membuat masyarakat Indonesia menjadi lebih senang, tenang dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Trauma akan kemungkinan terjadinya kerusuhan seperti tanggal 21-22 Mei lalu sirna diganti optimisme menatap masa depan bangsa lebih baik.
*) Pemerhati politik

Print Friendly, PDF & Email

Share This:

jurnalintelijen

Subscribe

verba volant scripta manent