Pengundian Nomor Urut Calon Presiden Jangan Dipolitisasi
Tugas Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk memulai tahapan pengundian nomor urut Capres-Cawapres di Jakarta yang berlangsung dengan aman dan lancar semakin menyiratkan optimisme bangsa ini untuk dapat melaksanakan Pilpres 2019 dengan aman, lancar, demokratis dan Jurdil. Hal ini juga menggambarkan kedua kubu dan massanya sudah sama-sama dewasa untuk menjalani dan menyikapi kontestasi Pilpres 2019 secara lebih sabar dan bijaksana.
Para relawan selebrasi usai undian nomor urut Capres-Cawapres. Tim Jokowi-Ma’ruf yang dapat nomor satu teriak yel-yel “sekali lagi”. Kubu Prabowo-Sandi yang memeroleh nomor dua membaca dua kalimat sahadat. Usai undian, para relawan Jokowi-Ma’ruf yang sudah memadati jalanan di depan KPU langsung gegap gempita dengan yel-yel : Jokowi satu kali lagi, Jokowi satu lagi, Jokowi satu kali lagi, Jokowi nomor satu.
Sedangkan ratusan pendukung Prabowo-Sandi membaca dua kalimat syahadat yang dipimpin oleh Ustad Al Khattatath di luar gedung KPU RI. Sang Ustadz yang juga dikenal oleh publik di Indonesia adalah mantan fungsionaris Ormas yang “sudah dibredel” yaitu Hizbut Tahrir Indonesia berorasi tentang dua tugas utama pemimpin. Menurut dia, tugas utama pemimpin yang pertama ialah membuat rakyatnya sejahtera tidak ada yang lapar. Kedua, berlaku adil dan tidak memenjarakan ulama.
Apa yang dikemukakan kedua kubu massa pendukung Capres-Cawapres tersebut menunjukkan adanya semangat berjuang yang sama-sama kuat, mereka merefleksikan “kegembiraan berpolitiknya” dengan cara mereka masing-masing yang sama-sama harus dihargai dan dihormati, serta menggambarkan bagaimana semangat euforia yang positif dari kedua kubu untuk memenangkan Pilpres 2019 mendatang.
Apa yang diteriakkan oleh massa pendukung Jokowi-Ma’ruf Amin dengan yel-yel “Jokowi satu kali lagi” menunjukkan bagaimana kecintaan mereka dan prediksi mereka bahwa Joko Widodo akan terpilih kembali sebagai Presiden RI ke-8 dengan segala catatan keberhasilan dan kegagalannya. Bahkan, sambutan simpatik juga dikemukakan Joko Widodo dalam sambutannya usai pengambilan nomor urut Capres-Cawapres dengan menyebutkan Letjen TNI (Purn) Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno sebagai sahabat-sahabatnya sejak lama.
Dari sudut semantik, Jokowi berusaha menyakinkan dan mengajak massa pendukungnya dan massa pro Prabowo Subianto untuk memenangkan Pilpres 2019 dengan cara-cara elegan dan gentlement way, tidak menggunakan jargon-jargon agama karena memang Pilpres bukan persoalan agama, tidak menggunakan hate speech, bigotry dan negative campaign, namun dengan menawarkan gagasan dan ide untuk bagaimana membangun bangsa ini ke depan.
Peranan media massa dalam ikut serta menciptakan situasi dan kondisi Pilpres 2019 yang aman dan kondusif juga dilakukan dengan meningkatkan profesionalisme dan netralitasnya. Jika ada beberapa media massa yang tidak netral dalam pemberitaan terkait Pilpres, maka sebaiknya KPI, Dewan Pers dan organisasi media massa lainnya juga harus memberikan sanksi kepada mereka.
Sebagai indikator ketidaknetralan media massa dapat dilihat dari pemilihan judulnya bersifat “provokatif atau agitatif atau tidak”, tidak menerapkan prinsip both sides coverage dengan narasumber yang berat sebelah atau narasumber salah satu kubu Paslon lebih banyak atau diberikan kesempatan eksplorasi gagasan/tulisannya lebih dominan dari pihak lainnya, dan wartawannya menjadi Timses salah satu Paslon namun tidak mengundurkan diri dari profesi sebagai jurnalis seperti himbauan beberapa organisasi pers. Insan pers dan institusi pers semacam ini tidak layak lagi disebut sebagai “pilar keempat demokrasi”.
Sebenarnya, publik sudah mengetahui atau mencatat media massa elektronik, cetak ataupun online yang tidak netral dalam Pilpres 2019, karena publik saat ini sudah semakin pandai dan memiliki banyak sumber dalam melakukan crosscheck, check and recheck atas sebuah berita sebelum “menjudge” media tersebut netral atau tidak. Ayo ciptakan Pemilu 2019 secara lebih beradab dan berkarakter Indonesia.
*) Bayu Kusuma, pemred www.mediakajianstrategisindonesiaglobal.com