Presiden Perlu Mengerti Dinamika Perburuhan
Kapasitas pemerintahan terlebih Presiden kita tidak mengerti tentang dinamika perburuhan kita saat ini, menurut pendapat saya keluarnya Perpres No 20 Tahun 2008 tentang Tenaga Kerja Asing ini tidak muncul dengan sendirinya, ini merupakan kapitalisme negara Cina kepada Indonesia contohnya seperti reklamasi ini merupakan penguasaan lahan-lahan untuk kepentingan yang pro terhadap China, karena infrastruktur yang dibuat bukan untuk kepentingan rakyat kecil contoh saja pembangunan Meikarta apa bisa
seorang buruh membeli kamar di Meikarta.
Demikian dikemukakan Ferry Juliantono dalam diskusi publik bertema “Menolak Perpres No 20 Tahun 2018 tentang Tenaga Kerja Asing” yang diselenggarakan oleh Persatuan Pergerakan di Jakarta belum lama ini.
Menurut Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini, setelah Perpres ini disahkan jumlah masuknya TKA China ke Indonesia sudah mencapai 126 ribuan yang terdaftar di Kementrian Tenaga kerja, sedangakan yang tidak terdaftar masih tanda tanya besar.
“Sangat membahayakan sekali bagi bangsa kita saat ini dan kita meminta Perpres No. 20 tahun 2018 untuk segera dicabut, apabila pemerintah tidak mendengar saya bersama rekan-rekan akan turun kejalan,” pungkasnya.
Sementara itu, pembicara lainnya Syahganda Nainggolan mengatakan, Perpres ini menurut saya sama dengan Perpres yang dibuat diera SBY karena pertama dibuat pada tahun 2014 dan direvisi dan disahkan pada tahun 2018. Perpres ini dibuat dikarenakan Kemenko Kemaritiman Luhut Panjaitan setelah melakukan kunjungan kerja ke China dikarenakan China akan melakukan investasi sebesar 10 Milyar Dolar untuk pembangunan di Indonesia bagian Timur.
“China itu sangat membahayakan karena China memberikan investasi dan berencana mengevakuvasi Asia pada tahun 2023. Beda antara Jokowi dan Trump kalau Trump kampanyenya Job Job Job (kerja kerja kerja yang menghasilkan) sedangkan Jokowi Kerja kerja kerja tapi tidak jelas pekerjaanya. Menaker pada bulan Februari merilis bahwa tahun ini merupakan tahun pengangguran
terendah,’ ujar aktifis PPMI 98 ini.
Menurut Syahganda, Menaker mempunyai pikiran atau tidak jelas-jelas pengangguran sangat meningkat signifikan dan jangan pernah percaya dengan data-data yang dikeluarkan oleh pemerintah karena tidak sesuai dengan data yang kita miliki saat ini, contoh saja di Jakarta menurut Gubernur Anis Baswe angka kemiskinan di DKI Jakarta lebih kurang sebanyak 3 juta orang.
Sedangkan, Fachri Hamzah mengakui dirinya tidak mengerti yang saat ini kita persoalkan itu siapa karena sudah dijelaskan semua, di Indonesia kita ini kedatangan pemimpin yang standar kepimpinannya dibawah pemikiran rekan-rekan buruh. “Indonesia ini lahir karena adanya kesadaran ideologis Bung Karno sangat dikenang diseluruh dunia namanya harum dan menggema diseluruh dunia tetapi saat ini muncul anak yang menurut orang yang bergiliran merupakan titisan Bung Karno padahal kabinetnya sendiri ada yang condong ke kapitalis dan ada yang condong ke sosialis yaitu China dan Barat. Perang Jokowi saat ini yakni perang membohongi statistik karena ekonomi kita dikuasai oleh sejumlah konglomerat-konglomerat papan atas Indonesia sehingga pimpinan negeri kita tidak pro terhadap kaum buruh,” ujar Wakil Ketua DPR-RI ini.
*) Bayu Kusuma, pemerhati masalah Indonesia. Tinggal di Jakarta Selatan