Fenomena Hoax Adalah Trend Lama Yang Memalukan
Fenomena hoax merupakan trend lama, hoax merupakan kebohongan. Benturan sosial merupakan konsumsi masyarakat sekarang ini. Sebagai pendukung Jokowi melihat fenomena hoax ini sangat memalukan seperti kasus komunisme.
Demikian dikemukakan Immanunel Eben Ezer dalam diskusi bertema “Pilkada 2018 dan Pemilu 2019 Tanpa Hoax” yang diselenggarakan Jaringan Muda Muslim Jayakarta di Jakarta belum lama ini seraya menambahkan, hoax merupakan isu
yang dibuat oleh rezim orde baru. Yang mempunyai masa lalu adalah Prabowo Subianto. Kita melihat kedepan ini apa yang akan terjadi. Isu komunisme atau sektarian akan terus dimainkan.
“Kalau kita bicara rezim hari ini adalah rezim digital. Sekarang kita memahami isu hoax adalah sekenario besar yang akan dibentuk dimasyarakat kita ini. Untuk mencari info itu melalui WA group atau link di internet. Hari ini yang terjadi seakan akan pertandingan antara Jokowi dan Prabowo,” ujar Ketua Umum Jokowi Mania ini.
Menurutnya, kita lihat tahun 2018 ini isu komunis libur untuk sementara yang ada isu sektarian. Tidak ada pertarungan seaungguhnya yang nyata. Mari kita mencoba membangun kesadaran politik berbasis kejujuran. “Harus ada
kontradiksi sosial dan membangun kesadaran masyarakat akan bahaya hoax,” sarannya.
Sementara itu, Habiburrahman mengatakan, kalau kita tidak di kekuasaan dan negara belum maju sangat sedikit untuk mendukung publikasi anti hoax. Institusi yang terbiasa dan lebih mudah berkepentingan melembagakan hoax adalah penguasa. Rezim orde baru pada tahun 1998 masih menyebarkan hoax bahwa negara kita tentram dan maju padahal kenyataannya buat makan saja
kita sulit. Tetapi waktu itu penguasa dengan hoax menyebarkan informasi negara kita kaya tetapi di masa reformasi ada kekecewaan dari rakyat yang menumpuk sehingga bisa menggulingkan penguasa. Komitmen beban terberat untuk menghentikan hoax adalah kuncinya pada pemerintah.
“Saya di Gerindra di grassroad, Misal soal infrastruktur tol Bakahuni sudah dibangun besar ternyata yang hanya bisa digunakan hanya bakahuni selatan, ini hoax atau bukan. Pemerintah harus membuat berita yang jujur kepada masyarakat, Fadli Zon ada banyak laporan yang disampaikan tetapi tidak di blow up,” ujar politisi Gerindra ini.
Menurutnya, hoax merupakan tantangan kita semua dan tidak mudah untuk memberantasnya. Masalah hate-speech acuannya berasal dari Barat. Di Indonesia Asmadewi mengkritik kebijakan pemerintah yang mengimpor jeroan dan ada kata-kata rezim koplak dan Asmadewi akhirnya dihukum karena perkataan tersebut.
“Akibatnya pertaruhannya adalah kebebasan berdemokrasi. Kenapa orang begitu takut memakai kaos tahun 2019 dengan kata ganti presiden. Setiap pemerintah harus ada kontrol terhadap masyarakat, tetapi kita juga harus memberikan
masukan. Kita jangan anggap enteng hilangnya kebebasan berdemokrasi. Kita sepakat untuk melawan hoax dan harus dimulai dari pemerintah,” ujar aktifis Gardu Prabowo ini.
Sedangkan, Karyono Wibowo mengatakan, hoax yang beredar sekarang ini ada korelasi dengan Pilkada tahun 2018 dan Pemilu 2019. Kita sepakat untuk menentang hoax ini yang sangat dibutuhkan untuk menegakkan demokrasi kita, dan sangat mengapresiasi untuk melawan hoax. Hoax sudah ada sejak dulu tetapi hari ini semakin menjamur dan banyak memenuhi ruang publik kita.
“Trend produksi hoax semakin meningkat ketika memasuki agenda politik pilkada, pemilu legislatif maupun presiden. Pada momen itu hoax akan meningkat. Ini menunjukkan hubungan sangat erat hoax dengan kekuasaan,” ujarnya.
Menurut Direktur Eksekutif IPI ini, narasi yang digunakan dalam hoax sangat erat hubungannya dengan pilkada dan pemilu. Sejumlah hoax tentang kebijakan pemerintah misal tentang isu tenaga kerja asing sekitar 78 rb tetapi trend
nya sekarang ini semakin menurun. Dimedia sosial dibuat text atau picture mengangkat isu itu yang mencapai puluhan juta padahal sebenarnya cuma 78 rb. Contoh lain hoax di China sedang mengembangkan idiologi komunisme.
“Dalam perspektif elektoral melakukan strategi pemenangan jika ada situasi dan kondisi kandidat kalah total maka dia harus menggunakan berbagai strategi. Kalau kita lihat situasi sekarang elektabitas Jokowi lebih tinggi maka kompetiternya harus melakukan serangan untuk menurunkan elektabitas Jokowi. Serangan negatif berupa black campaign, dibalik hoax ada agenda
kekuasaan,”urainya.
Karyono Wibowo menegaskan, hoax merupakan upaya untuk menciptakan ketakutan masyarakat. Banyak hoax yang diproduksi oleh berapa pihak yang afiliatif oleh pro Jokowi tetapi yang paling banyak adalah yang kontra Jokowi. Marilah kita sepakat dengan cara prinsip demokrasi agar Pilkada tahun 2018 dan Pemilu tahun 2019 bebas dari hoax.
*) Bayu Kusuma, pemerhati masalah Indonesia. Tinggal di Jakarta Selatan.