Memuliakan Tukang Becak Memulainya Dari Surabaya
Rasanya perlu juga mendiskusikan profesi yang satu ini yaitu profesi sebagai tukang becak. Bicara kota era 90-an kebawah tidak lepas daripartisipasi transportasi murah dan ramah lingkungan,bebas polusi dan sangat merakyat. Namun seiring dengan perkembangan transportasi mesin nampaknya Becak tergusur bahkan ada yang dimusnahkan. Nah ternyata penggusuran.becak
ini memberi kontribusi bertambahnya jumlah pengangguran di tanah air khususnya di daerah perkotaan.
Ide Walikota Surabaya ini nampaknya bisa menjadi Solusi dan mari kita berharap Kota Surabaya menjadi Kota yang mengawali memanusiakan tukang becak. Kota pahlawan era tahun 70-80an memang tidak sempurna tanpa kehadiran becak. Bagi yang pernah tinggal di gang-gang kecil di Surabaya saat itu becak menjadi sarana transportasi yang hadir 24 jam. Untuk jarak-jarak tujuan yang dekat becak menjadi pilihan primadona.
Namun Mengiringi Semangat Walikota Surabaya ini kami berharap tukang becak diorganisir dengan baik agar bersinergi dengan jasa angkutan lainnya. Tukang becak harus dibawa sebuah paguyuban yang benar sehingga dapat memperjuangkan hak-hak dasarnya sebagai pekerja-buruh. Tukang becak harus diperjuangkan menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang
pembiayaan kesehatannya dibiayai oleh negara dengan program PBI (Penerima Bantuan Iuran).
Rasanya sudah patut kita menyuarakan bersama-sama karena tukang becak adalah Kelompok mustadh’afin yang wajib diperdulikan.
*) ANDI NAJA FP PARAGA, Aktifis Buruh