Peta Kekuatan Politik Dalam Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2018 : Ridwan Kamil Berpeluang Menang

Peta Kekuatan Politik Dalam Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2018 : Ridwan Kamil Berpeluang Menang

Secara matematis, pasangan Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi memiliki dukungan paling banyak, meskipun hanya diusung oleh dua partai yakni
Demokrat (12 kursi) dan Golkar (17 kursi), total jumlah kursi di DPRD Jabar dalam poros ini mencapai 29 kursi. Terbesar kedua yakni pasangan Sudrajat
dan Ahmad Syaikhu diusung oleh PKS (12 kursi), Gerindra (11 kursi) dan PAN (4 kursi) total 27 kursi DPRD Jawa Barat, sementara Ridwan Kamil dan Uu
Ruzhanul Ulum memiliki 24 kursi DPRD Jabar diusung oleh PPP (9 kursi), PKB (7 kursi), NasDem (5 kursi) dan Hanura (3 kursi). Terakhir, pasangan TB
Hasanuddin dan Anton Charliyan yang hanya diusung oleh PDIP dengan jumlah 20 kursi DPRD Jabar.

Banyaknya kursi di legislatif, dipastikan tidak berpengaruh besar dengan kemenangan di eksekutif. Dimana karakter calon gubernur dan calon
wakil gubernur menjadi pengaruh paling besar untuk dipilih oleh warga Jabar.

Dari tradisi kemenangan dua periode Ahmad Heryawan, paling tidak pemilih di Jawa Barat bisa dikategorikan menjadi dua kelompok. Pertama
yakni kelompok tradisional dan kelompok religius. Pemilih tradisional cenderung memilih figur populer misalnya, 2008 ada Ahmad Heryawan dan Dede
Yusuf, kemudian 2013 ada Ahmad Heryawan dan Deddy Mizwar.

Ahmad Heryawan menggandeng artis dengan popularitas tinggi di Pilgub Jabar 2008 dan 2013. Strategi itu yang diyakini mampu membuat Ahmad
Heryawan berkuasa di Jawa Barat selama 10 tahun. Era 2008, Dede Yusuf termasuk artis yang popular, sementara Deddy Mizwar, pada Pilgub 2013
tengah populer dengan film Para Pencari Tuhan yang dibintanginya.

Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul dinilai memiliki popularitas yang paling unggul dibanding calon lainnya. Di posisi kedua ada Deddy Mizar dan
Dedi Mulyadi, yang memiliki pekerjaan rumah berat adalah pasangan Sudrajat-Syaikhu dan TB Hasanuddin-Anton Charliyan jika dilihat dari sisi
popularitas.

Sementara untuk kelompok religius, Jawa Barat salah satu wilayah yang pemilih muslimnya paling besar, sebagian pemilih muslim di Jawa Barat
juga konservatif. Hal ini tentu menjadi pekerjaan besar bagi TB Hasanuddin dan Anton Charliyan, pasangan ini kurang merepresentasikan kalangan
religius. Selain itu, PDIP, punya sejarah yang tidak mulus di Jawa Barat. Dalam pemilihan 2008 kalah, Pilgub Jabar 2013 PDIP juga kalah. Begitu juga
saat Pilpres 2014, PDIP alami kekalahan. Salah satu problemnya, PDIP berjarak dengan Islam, sehingga sekarang maju dengan pasangan calon yang
juga kurang merepresentasikan kelompok religius, itu bisa jadi problem bagi PDIP. Anton juga pernah berseteru dengan Ormas keagamaan Front Pembela
Islam (FPI). Saat itu, Anton menjadi Kapolda Jawa Barat yang tengah mengusut kasus pimpinan FPI Habib Rizieq Syihab yang dilaporkan atas dugaan
penistaan lambang negara Pancasila. Kasus ini dilaporkan oleh Sukmawati Soekarnoputri pada tanggal 12 Januari 2017.

Pasangan Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum kembali diunggulkan, sosok Uu Ruzhanul tidak bisa dianggap enteng, apalagi politikus PPP itu
menjabat sebagai bupati Tasikmalaya. Pak Uu itu mewakili basis masa tradisional daerah priayangan, cukup besar jumlah pemilihnya di Priayang
barat dan timur, itu basis PPP. Kemudian Sudrajat-Syaikhu, bisa mengandalkan mesin partai, PKS memang partai Islam, tetapi Islam yang
modern, di perkotaan, kalau Islam yang tradisional itu PPP dan PKB.

Pasangan Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi, memang Demiz, mencitrakan figur religius. Tteapi, pasangannya Dedi Mulyadi kerap diterpa isu miring
karena tradisi-tradisi yang dilakukan saat menjabat sebagai Bupati Purwakarta. Deddy Mizwar awalnya diicitrakan figur kelompok religius, tapi
problemnya Dedi Mulyadi agak bermasalah dengan pemilih Islam konservatif karena praktik-praktik yang dianggap tidak sesuai, bisa jadi masalah bagi
pasangan Demiz dan Dedi Mulyadi. Sehingga kalau dilihat dari dua karakter itu, pemilih tradisional dan pemilih religius, sampai sejauh ini keunggulan
ada pada pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul.

*) Datuak Tjumano, The author is a political observer at LSISI, Jakarta.

Print Friendly, PDF & Email

Share This:

jurnalintelijen

Subscribe

verba volant scripta manent