Membangun Sistem Keamanan Industri

Membangun Sistem Keamanan Industri

Industri, atau kegiatan memproses atau mengolah barang dengan menggunakan sarana dan perlatan merupakan suatu bisnis yang menjanjikan, terutama jika barang yang diproduksi mempunyai daya tarik yang tinggi. Sebagai negara yang kaya akan sumber daya manusia dan sumber daya alam, bisnis industri di Indonesia sangat menjanjikan. Hal ini menjadi daya tarik bagi para investor, termasuk dari luar negeri, untuk berinvestasi di Indonesia.

Kendala pada bisnis industri sering kali muncul tidak hanya pada masalah teknis dan manajemen saja. Salah satu faktor yang bisa mempengaruhi jalannya industri adalah faktor keamanan. Sayangnya sistem keamanan industri sering kali dianggap hanya mencakup keamanan internal yang direpresentasikan dengan adanya security device dan security guard. Aplikasi keamanan seperti ini tentu saja tidak cukup jika harus menghadapi ancaman eksternal yang semakin kompleks dan tidak pasti.

Organisasi bisnis yang bergerak dalam bidang industri harus mengenali apa saja ancaman yang mungkin bisa terjadi di lingkungannya, apa kerawanan yang ada sehingga bisa menjadi celah terjadinya ancaman. Selanjutnya organisasi tersebut harus mengetahui dan mampu melakukan langkah-langkah pengamanan supaya tidak ada celah rawan dan ancaman tidak terjadi. Langkah-langkah inilah yang tertuang dalam rencana kerja pengamanan dan dilaksanakan oleh unit atau bagian satuan pengamanan dan bagian lain yang berhubungan.

Ancaman yang harus diketahui dan dikenali potensinya oleh organisasi bisnis tersebut adalah ancaman yang sumbernya dari eksternal maupun internal yang bisa menimbulkan kerugian. Ciri-ciri ancaman keamanan adalah ada pelaku, ada niat, dan ada kesempatan melalui celah kerawanan sehingga bisa terjadi di organisasi bisnis industri.

Identifikasi ancaman bisa diperoleh dari kejadian-kejadian yang pernah terjadi di internal organisasi, kejadian yang terjadi di wilayah organisasi, kejadian yang terjadi di industri sejenis di tempat lain. Selain itu identifikasi ancaman bisa diperoleh dari  data-data kriminalitas yang ditangani dan dicatat oleh penegak hukum. Data kejadian ini penting untuk diketahui karena yang pernah terjadi di internal dan terjadi di sekitar lingkungan dan di industri sejenis berpotensi terjadi lagi.

Ancaman bisa terjadi jika ada celah kerawanan. Aktivitas utama dari pengamanan adalah menjaga agar organisasi bisnis industri tidak ada celah kerawanan. Niat seseorang untuk melakukan ancamannya tidak bisa ditebak, namun jika celah kerawanan ditutup maka ancaman tersebut bisa dihalangi karena kemampuan pelaku yang tidak bisa menembus sistem pengamanan dan kesempatan yang terbatas atau tidak ada.

Kerawanan di bidang industri paling dominan ada dua hal pokok. Pertama adalah lemahnya sistem pengamanan dan yang kedua adalah daya tarik industri tersebut. Sistem pengamanan yang lemah akan menciptakan celah-celah kerawanan sehingga ancaman keamanan bisa terjadi. Contoh dari hal ini misalnya bebasnya orang keluar masuk tanpa adanya tanda pengenal, tidak adanya pagar atau pembatas sehingga pihak luar dengan mudah masuk, dan lain-lain. Daya tarik menjadi faktor penyebab kerawanan, semakin tinggi daya tarik industri maka semakin tinggi celah kerawanannya. Obyek yang tidak mempunyai daya tarik lebih tahan dari ancaman keamanan. Daya tarik dari organisasi bisa berupa material, maupun non material. Daya tarik ini cenderung sulit untuk dihilangkan karena kerene menjadi kepentingan bagi organisasi bisnis industri untuk mendongkrak citra dan sebagai bahan promosi produknya.

Hal yang paling penting bagi dunia industri untuk menutup celah kerawanan adalah melakukan identifikasi satu persatu potensi ancaman dan mengetahui jenis kerawanan apa  yang menyebabkan ancaman tersebut bisa terjadi. Langkah kemudian adalah bagaimana cara menutup kerawanan tersebut yang diterjemahkan dalam aktifitas kegiatan satuan pengamanan.

Ancaman pencurian bisa terjadi jika pengedalian keluar masuk orang tidak dilakukan, ada celah yang bisa dimasuki orang tanpa terawasi oleh satuan pengamanan, identifikasi keluar masuk barang tidak dilakukan dengan baik. Ancaman ini juga bisa terjadi oleh orang dalam yang justru mempunyai akses dan objek yang dicurinya tidak teridentifikasi dengan baik.

Aktifitas satuan pengamanan untuk menutup celah kerawanan dari contoh diatas adalah dengan melakukan pengendalian keluar masuk orang, misal dengan mengenali dan mendata dan mengawasi orang yang masuk, membangun perimeter lingkungan dengan baik, dan melakukan identifikasi dan mengawasi aset organisasi. Tentu saja masih banyak contoh-contoh ancaman yang berpeluang terjadi di industri seperti unjuk rasa, pemerasan, sabotase, dan lain-lain yang mempunyai celah kerawanan masing-masing, dan harus diidentifikasi oleh organisasi bisnis industri dengan baik.

Perusahaan juga perlu membangun jejaring dengan pihak luar yang berpotensi menjadi social protection. Sistem social protection adalah melibatkan komponen-komponen sosial seperti masyarakat untuk mempunyai rasa memiliki perusahaan. Dengan adanya kepercayaan dan rasa memiliki dari masyarakat terhadap industri maka peluang ancaman terhadap industri lebih kecil terjadi. Rasa percaya dan memiliki ini bisa dibangun oleh organisasi bisnis industri dengan program community development dalam konteks corporate social responsibility. Social protection ini bisa menjadi daya tangkal bagi ancaman-ancaman seperti unjuk rasa dan gangguan keamanan lain yang mungkin terjadi karena hubungan yang tidak baik antara industri dengan pihak luar.

Sistem keamanan industri dibangun sesuai dengan karakter ancaman dan kerawanan masing-masing industri. Dengan mengenali potensi ancaman dan mampu menutup celah kerawanan yang ada, serta membangun social protection dengan masyarakat sekitar maka peluang terjadinya ancaman keamanan terhadap industri lebih kecil terjadi.

Jangan sampai terjadi industri yang mempunyai prospek cerah karena produknya mempunyai daya tarik dan daya jual tinggi harus berhenti atau terganggu gara-gara sistem pengamanan yang dibangun tidak mampu menangkal ancaman keamanan. Prinsip berbuat yang terbaik dan menyiapkan strategi hingga kemungkinan terburuk harus dilakukan agar industri mampu dan siap dengan segala ancaman keamanan yang berpotensi terjadi.

 *) Stanislaus Riyanta, analis intelijen dan keamanan, mahasiswa Doktoral Universitas Indonesia.

Print Friendly, PDF & Email

Share This:

jurnalintelijen

Subscribe

verba volant scripta manent