Refleksi 2017: Kualitas Indonesia Membaik
Pencapaian kinerja pemerintah Indonesia di bawah Presiden Joko Widodo semakin menunjukkan hasilnya.
Dari sisi kualitas SDM, pada tahun 2017 ini Indonesia mengalami peningkatan tujuh peringkat dibandingkan tahun sebelumnya.
Penilaian yang dipaparkan oleh dalam laporan World Economic Forum (WEF) pada September 2017 lalu menunjukkan Indonesia berada di urutan ke-65, naik tujuh peringkat dibandingkan dengan tahun lalu.
Laporan ini tertuang dalam Global Human Capital Report 2017 yang mengkaji kualitas SDM di 130 negara berdasarkan sejumlah indikator yang dipakai.
Indeks tersebut disusun dengan cara memotret seberapa berkualitas SDM di tiap-tiap golongan umur lewat empat elemen indikator human capital, yakni capacity (kemampuan pekerja berdasarkan melek huruf dan edukasi), deployment (tingkat partisipasi pekerja dan tingkat pengangguran), development (tingkat dan partisipasi pendidikan), dan know-how (tingkat pengetahuan dan kemampuan pekerja serta ketersediaan sumber daya) di tiap negara.
Di bidang ekonomi, Indonesia mengalami kemajuan yang cukup pesat dalam bidang kemudahan berinvestasi.
Data yang disampaikan Perwakilan Bank Dunia di Indonesia, Rodrigo A. Chaves di Jakarta, November 2017 lalu menunjukkan pada 2017 peringkat kemudahan berinvestasi atau ease of doing business (EODB) Indonesia naik dari 91 ke 72.
Artinya ada kemudahan berinvestasi dari segi perizinan di Indonesia walaupun target dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) adalah level 40.
Peringkat kemudahan investasi Indonesia meningkat karena beberapa faktor, diantaranya adalah biaya memulai usaha dibuat lebih rendah dari 19,4% ke 10,9%, biaya mendapatkan sambungan listrik dibuat lebih murah dengan mengurangi biaya sambungan dan sertifikasi kabel, yaitu 276% dari pendapatan per kapita turun dari sebelumnya 357%.
Faktor lain adalah akses perkreditan yang semakin meningkat dengan hadirnya biro kredit baru.
Perdagangan lintas negara pun semakin baik dengan adanya penagihan elektronik untuk pajak, bea cukai, serta pendapatan bukan pajak sehingga waktu untuk mendapatkan, menyiapkan, memproses dan mengirimkan dokumen saat impor turun dari 133 jam menjadi 119 jam.
Capaian positif Indonesia lainnya yang diakui secara global adalah peningkatan daya saing. Indeks daya saing yang dikeluarkan olen World Economic Forum (WEF) menunjukkan Indonesia berada pada peringkat ke-36 dari 137 negara.
Hal ini berarti Indonesia naik 5 peringkat dari sebelumnya yang berada pada posisi 41. Data ini dipaparkan World Economic Forum (WEF) melalu Global Competitiveness Index 2017-2018.
Berbagai capaian prestasi di atas menunjukkan bahwa kualitas Indonesia saat ini semakin membaik. Hal ini tentu saja dicapai berkat kerja keras pemerintah, di bawah Presiden Joko Widodo.
Capaian-capaian yang diakui dalam skala global tersebut menunjukkan bahwa arah pemerintahan Presiden Joko Widodo sudah sesuai dengan visi Indonesia yang berdaulat maju dan makmur.
Pemberantasan korupsi, penegakan hukum, pemerataan pembangunan, peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan dan kesehatan, tidak akan dicapai jika tidak ada komitmen dan kerja nyata dari pemimin negara ini.
Selain itu kemampuan pemimpin negara untuk mengelola dinamika politik yang penuh tantangan sangat diperlukan agar tidak terjadi resistensi atas program-program yang direncanakan dan dilakukan.
Dalam tiga tahun ini pemerintahan Joko Widodo sudah menunjukkan hasil yang positif. Untuk meningkatkan hasil yang lebih baik tentu diperlukan dukungan dan kerjasama dari masyarakat yang lebih kuat.
Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri untuk menyejahterakan warganya. Hasil yang telah dicapai pemerintah ini tentu sangat disayangkan jika tidak dilanjutkan dan ditingkatkan.
*) Stanislaus Riyanta, mahasiswa Doktoral Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia.