Revolusi Mental Tangkal Bahaya Laten Komunisme
Istilah komunisme sering dicampuradukkan dengan komunis internasional. Komunisme atau Marxisme adalah ideologi dasar yang umumnya digunakan oleh partai komunis di seluruh dunia. sedangkan komunis internasional merupakan racikan ideologi ini berasal dari pemikiran Lenin sehingga dapat pula disebut “Marxisme-Leninisme”. Secara umum komunisme berlandasan pada teori Materialisme Dialektika dan Materialisme Historis oleh karenanya tidak bersandarkan pada kepercayaan mitos, takhayul dan agama dengan demikian tidak ada pemberian doktrin pada rakyatnya, dengan prinsip bahwa “agama dianggap candu” yang membuat orang berangan-angan yang membatasi rakyatnya dari pemikiran ideologi lain karena dianggap tidak rasional serta keluar dari hal yang nyata (kebenaran materi).
Indonesia pernah menjadi salah satu kekuatan besar komunisme dunia. Kelahiran PKI pada tahun 1920-an adalah kelanjutan fase awal dominasi komunisme di negara tersebut, bahkan di Asia. Tokoh komunis nasional seperti Tan Malaka misalnya. Ia menjadi salah satu tokoh yang tak bisa dilupakan dalam perjuangan di berbagai negara seperti di Cina, Indonesia, Thailand, dan Filipina. Bukan seperti Vietnam yang mana perebutan kekuatan komunisme menjadi perang yang luar biasa. Di Indonesia perubuhan komunisme juga terjadi dengan insiden berdarah dan dilanjutkan dengan pembantaian yang banyak menimbulkan korban jiwa. Dan tidak berakhir disana, para tersangka pengikut komunisme juga diganjar eks-tapol oleh pemerintahan Orde Baru dan mendapatkan pembatasan dalam melakukan ikhtiar hidup mereka.
Kehadiran komunis di Indonesia dimulai sejak tahun 1926, dilanjutkan tahun 1948 dan diakhiri pada tahun 1965. Kehadiran komunis di Indonesia selalu melakukan pemberontakan dengan tujuan menukar ideologi Pancasila menjadi ideologi komunis, termasuk pemberontakan komunis yang terjadi di Silungkang Kota Sawahlunto Provinsi Sumbar pada tahun 1926, hingga akhirnya pembubaran Partai Komunis Indonesia (PKI) dan komunis dikatakan sebagai ideologi terlarang yang dilarang tumbuh dan berkembang di Indonesia pasca pemberontakan G30S/PKI.
Namun pada tahun 2016, paham komunis disinyalir kembali hadir di Indonesia. Dibuktikan dengan banyaknya pemberitaan di media massa dan media sosial persoalan simbol-simbol komunis bergambar palu arit. Selain itu, juga terdapat beberapa organisasi yang aktif berkaitan dengan komunis, diantaranya Lembaga Perjuangan Rehabilitasi Korban Rejim Orde Baru (LPR KROB), Perhimpunan Rakyat Indonesia (PRI) serta Yayasan Penelitian Korban Pembunuhan (YPKP 65). Namun sejauh ini, YPKP 65 yang paling aktif mendesak Pemerintah Indonesia meminta maaf, mengajukan tuntutan rehabilitasi, rekonsiliasi, dan kompensasi bagi para korban pelanggaran HAM berat, serta menginternasionalisasikan tragedi 1965, pasca adanya putusan sidang International People’s Tribunal (IPT) yang dilaksanakan pada 20 Juli 2016 di Den Haag Belanda, yang berisikan pengakuan atas terjadinya pelanggaran HAM berat pada tahun 1965/1966 di Indonesia, maupun pasca kegiatan Simposium Nasional Pengungkapan Tragedi 65.
Untuk melawan bahaya laten bangkitnya ideologi komunis, kita juga harus lebih mengenal sejarah dan ideologi komunis beserta underbow organisasi-organisasinya serta ancaman bagi kedaulatan NKRI dan lebih memahami tentang pengertian ideologi Pancasila yang pada hakikatnya bukan hanya merupakan suatu hasil perenungan atau pemikiran seseorang atau kelompok seperti ideologi-ideologi lain di dunia. Pancasila diambil dari nilai-nilai luhur budaya dan nilai religius bangsa Indonesia. Pancasila berkedudukan sebagai ideologi bangsa dan negara. Dengan demikian, pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia berakar pada pandangan hidup dan budaya bangsa dan bukannya mengangkat atau mengambil ideologi dari negara lain. Pengertian Ideologi Pancasila adalah kumpulan nilai/norma yang meliputi sila-sila Pancasila.
Ideologi Pancasila adalah Ideologiterbuka. Artinya, ideologi Pancasila dapat mengikuti perkembangan yang terjadi pada negara lain yang memiliki ideologi yang berbeda dengan Pancasila dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Hal ini disebabkan karena ideologi Pancasila memiliki nilai-nilai yang meliputi; nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praktis. Selain itu, Pancasila bukan merupakan ide baru atau perenungan suatu kelompok atau golongan tertentu, melainkan Pancasila berasal dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa.
Sebagai suatu ideologi bangsa dan negara, Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia sebelum membentuk negara. Dengan kata lain, unsur-unsur yang merupakan materi Pancasila diangkat dari pandangan hidup masyarakat Indonesia sendiri. Sebagai contoh, kebiasayaan gotong royong dan bermusyawarah adalah nilai-nilai luhur budaya bangsa yang terdapat dalam Pancasila. Pancasila sebagai Ideologi berarti Pancasila dijadikan sebagai pandangan hidup bagi bangsa Indonesia.
Dan dimasa pemerintahan presiden Joko Widodo sekarang, ada sebuah visi yang digaungkan bersama oleh pemerintah dengan masyarakat. Visi itu dibuat kedalam sebuah gerakan yang dinamakan dengan gerakan nasional Revolusi Mental.
Meskipun istilah Revolusi mental pernah digunakan Karl Marx pada 1869 dalam karyanya ‘Eighteenth Brumaire of Louis Bonapartem’. Namun Gerakan Nasional Revolusi Mental Presiden Joko Widodo adalah gerakan seluruh rakyat Indonesia bersama Pemerintah untuk memperbaiki karakter bangsa menjadi Indonesia yang lebih baik. Banyak permasalahan yang terjadi di negara kita saat ini, mulai dari rakusnya pejabat yang memperkaya diri sendiri, pelanggaran HAM, hingga perilaku sehari-hari masyarakat seperti tidak mau antre dan kurang peduli terhadap hak orang lain. Namun, perilaku bisa diubah, mental dan karakter bisa dibangun. Karena itu Revolusi Mental bukanlah pilihan, tetapi suatu keharusan, agar bangsa kita bisa berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Kita bisa membuat Indonesia menjadi lebih baik dengan memulai Revolusi Mental dari diri sendiri, sejak saat ini.
Menurut konsep Revolusi Mental Presiden Jokowi, penggunaan istilah “revolusi” tidak berlebihan. Karena Indonesia memerlukan suatu terobosan budaya politik untuk memberantas setuntas-tuntasnya segala praktek-praktek yang buruk yang sudah terlalu lama dibiarkan tumbuh kembang sejak zaman Orde Baru sampai sekarang. Revolusi mental beda dengan revolusi fisik, karena ia tidak memerlukan pertumpahan darah. Namun usaha ini tetap memerlukan dukungan moral dan spiritual, serta komitmen dalam diri seorang pemimpin—dan selayaknya setiap revolusi, diperlukan pengorbanan oleh masyarakat.
Dikarenakan Ideologi Pancasila adalah ideologi terbuka, dan saat Pemerintah sedang menggalakkan gerakan nasional Revolusi Mental, sehingga Revolusi Mental harus menjadi sebuah gerakan nasional, usaha kita bersama untuk melawan berbagai ancaman ideologi yang merongrong kedaulatan NKRI, sekaligus mengubah nasib Indonesia menjadi bangsa yang benar benar merdeka, adil dan makmur. Kita harus berani mengendalikan masa depan sendiri, dengan restu Allah SWT sebagaimana dikatakan dalam ayat Al Quran surat Ar-Ra’d ayat 11 bahwa “Sesungguhnya Allah tidak mengubah nasib suatu bangsa kecuali bangsa itu mengubah apa yang ada pada diri mereka.”
*) Iqbal Fadillah, Pemerhati Sosial dan Politik