Mahasiswa Papua, Penerus Pembangunan di Tanah Papua!?
Setiap bangsa di dunia ini ingin memiliki penerus pembangunan. Masa depan bangsa ditentukan oleh generasi muda, baik yang masih berstatus pelajar maupun mahasiswa. Hal itu juga berlaku bagi Bangsa Indonesia, masa depan bangsa Indonesia ditentukan oleh generasi mudanya. Setiap pemuda Indonesia, baik yang masih berstatus pelajar, mahasiswa ataupun yang sudah menyelesaikan pendidikannya merupakan faktor penting yang sangat diandalkan oleh Bangsa Indonesia dalam mewujudkan cita-cita bangsa dan juga mempertahankan kedaulatan bangsa. Upaya memepertahankan kedaulatan bangsa tidak akan pernah terlepas dari adanya ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan, baik dari luar negeri maupun dari dalam negeri. Banyak permasalahan yang merupakan warisan masa lalu, sebagai contoh yang terjadi di Papua. Bagi segelintir kaum muda Papua, menuntut pemisahan kedaulatan dari NKRI merupakan solusi demokratis bagi Bangsa Papua. Padahal, mereka tidak pernah menjadi saksi sejarah bagaimana generasi pendahulu mereka berjuang bersama-sama dalam upaya mengusir penjajahan Belanda dari Tanah Papua sebagai bagian NKRI
Mahasiswa Papua Tidak Tahu Apa yang Sebenarnya Diperjuangkan
Entah apa yang melatarbelakangi sebahagian mahasiswa Papua terus berjuang menuntut kemerdekaan, pemisahan kedaulatan dari NKRI. Mengapa saya menyatakan sebahagian? Kenyataan membuktikan, dari setiap aksi demonstarasi yang dilakukan oleh mahasiswa Papua, aksi hanya diikuti oleh 30 hingga 50 orang, paling banyak sekitar 100 orang. Sebagai contoh di Kota Studi Yogyakarta yang merupakan salah satu Kota Studi dengan jumlah mahasiswa asal Papua terbanyak, dari sekitar 7.000 mahasiswa, aksi demonstrasi hanya diikuti oleh sekitar 0,014 persen mahasiswa. Mahasiswa yang cenderung “waras” masih lebih banyak, waras karena kembali ke tujuan awal sebagai mahasiwa untuk menimba ilmu di Yogyakarta.
Ada beberapa mahasiswa Papua di Yogyakarta yang dapat dijadikan contoh memiliki tujuan mulia merantau jauh dari tanah kelahiran untuk betul-betul menimba ilmu yang kelak dapat digunakan untuk membangun Tanah Papua, paling tidak untuk dapat memiliki tingkat kesejahteraan yang lebih baik, salah satunya mahasiswa di Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM). Berbekal doa restu dari orang tuanya, berangkat ke Yogyakarta untuk mendapatkan ilmu yang lebih baik, dan memiliki cita-cita untuk bekerja di perusahaan minyak di Afrika.
Selain itu, mahasiswa asal Papua yang aktif mengikuti aksi demonstrasi, tidak mengetahui sebenarnya apa yang diperjuangkannya. Mereka hanya ikut-ikutan senior agar terkesan “eksis” karena aktif mengikuti kegiatan-kegiatan organisasi. Mahasiswa asal Papua sangat reaktif terhadap berbagai isu yang berkembang, meskipun isu tersebut masih harus membutuhkan konfirmasi. Sikap reaktif ini akan selalu disisipi dengan tuntutan memisahkan diri meskipun tidak memiliki kaitan sama sekali.
Siapa yang Layak Menyandang Mahasiswa Papua
Mahasiswa merupakan suatu potensi bagi negara dalam kemajuan bangsa. Peran mahasiswa sangatlah penting dalam mengisi pembangunan dan mempertahankan kemerdekaan bangsa. Mahasiswa adalah panggilan untuk orang yang sedang menjalani pendidikan tinggi di sebuah universitas atau perguruan tinggi. Lantas, jika mahasiswa layak diberikan kepada seseorang yang menjalani pendidikan tinggi di sebuah universitas atau perguruan tinggi, apakah pantas jika segelintir orang yang sering melakukan aksi demonstrasi yang menyebut diri mereka Aliansi Mahasiswa Papua (AMP), disebut sebagai MAHASISWA PAPUA?
Bolehlah dilakukan pengecekan berapa banyak anggota AMP yang betul-betul memiliki status sebagai mahasiswa di universitas atau perguruan tinggi. Mayoritas anggota AMP tidak berstatus mahasiswa di universitas atau perguruan tinggi, baik karena drop out (DO), keluar, atau tidak mampu melanjutkan pendidikan. Apakah di tangan orang-orang seperti mereka, masa depan Indonesia khususnya masa depan Tanah Papua akan diberikan?
Mahasiswa Seharusnya Pandai Menggunakan Kesempatan dan Peluang
Sebagai generasi penerus bangsa, mahasiswa wajib menjaga negara dengan baik. Situasi era globalisasi yang semakin tumbuh dan berkembang, menuntut peran aktif mahasiswa dalam menghadapi perubahan segala aspek, menjadi inovator perubahan ke arah yang lebih baik. Mahasiswa harus pandai menggunakan kesempatan dan peluang yang diberikan. Terkait dengan mahasiswa asal Papua, pemerintah sudah mencanangkan Program Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADIK) dan Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM), sebagai pembuktian jika pemerintah fokus dan serius untuk membawa Papua ke arah yang lebih baik. Seharusnya, mahasiswa asal Papua menggunakan kesempatan tersebut sebaik-baiknya, dengan cara belajar sungguh-sungguh, untuk membawa perubahan besar di Tanah Papua. Mahasiswa asal Papua harus membuktikan jika mereka juga mampu bersaing dan membangun kampung halaman sendiri agar tidak selalu diremehkan. Selain itu, mahasiswa asal Papua yang menimba ilmu di beberapa kota studi, harus menunjukkan bukti jika memiliki tingkat penyesuaian diri yang baik, agar pada saat menjadi pemimpin kelak nanti kita bisa menjadi pemimpin baik. Fokus utama mahasiswa asal Papua adalah belajar, hingga tiba masanya membawa perubahan dan menjadi penerus pembangunan di Tanah Papua dalam bingkai NKRI.
*) Toas H, adalah peneliti masalah politik di Galesong Institute, Jakarta