Resensi Buku: Manfaat Intelijen Strategis Bagi Perencanaan Masa Depan
Judul Buku : Strategic Intelligence, A Handbook for Practitioners, Managers and Users (Revised Edition)
Penulis : Don Mc Dowell
Penerbit : The Scarecrow Press, Inc, Lanham Maryland-Toronto-Plymouth, United Kingdom
Bahasa : Inggris
Tebal buku : 272 halaman + kata pengantar dan lampiran
Peresensi : Drs. Toni Ervianto, MSi (Alumnus Pasca Sarjana Kajian Strategik Intelijen Universitas Indonesia)
Buku yang ditulis oleh Don Mc Dowell, salah seorang penasehat spesial di bidang intelijen, peneliti, dosen dan juga konsultan ini terdiri dari 5 (lima) bagian yaitu konsep umum tentang intelijen strategis, observasi kritis, isu-isu yang dihadapi klien dan manager/user, proses dan teknik intelijen strategis serta analisis intelijen strategis.
Dalam bagian pertama, Don Mc Dowell menyatakan bahwa spionase adalah pencarian data yang sudah lumrah dalam dunia intelijen. Intelijen dan analisis adalah sebuah proses yang luas dan panjang untuk mencari solusi, mencari data dan menganalisisnya, mengintepretasikannya dan pertimbangan yang spekulatif terkait dengan perkembangan masa depan, bentuk, ancaman, resiko dan peluang-peluang yang ada (hal 5). Produk dari sebuah intelijen strategis disebutkannya seringkali tidak dapat menjawab pertanyaan “apakah kita dapat melakukannya dalam tingkat praktis (What can we do about it at a practical level?)”. Bahkan, intelijen strategis agar dapat selalu relevan dan berguna dalam pembuatan kebijakan modern terkait dengan perubahan ancaman terhadap keselamatan publik, maka perencanaan strategis haruslah fleksibel dan adaptif dengan perubahan situasi (hal 7).
Aplikasi dari hasil analisis strategis sangat berguna untuk perencanaan penegakkan hukum, masukan dalam pembuatan kebijakan luar negeri, masukan dalam menghadapi ancaman/resiko pertahanan, untuk memprediksi ekonomi dan perdagangan, berguna untuk analisa politik dll (hal 15). Oleh karena itu, yang dicari dalam intelijen strategis adalah kemampuan, niat, peluang, kerentanan, keterbatasan dan resiko atau ancamannya dari sebuah topic focus (hal 17).
Bahkan, Don Mc Dowell di akhir bagian pertama menyatakan, intelijen strategis adalah kunci penting yang berperan dalam setiap bidang managemen dan korporasi ataupun negara dalam merencanakan masa depan (hal 28).
Di bagian kedua, Don Mc Dowell mencontohkan pentingnya intelijen strategis dalam rangka mengatasi masalah kriminal dan gangguan keamanan seperti minuman keras ilegal, kekerasan domestik, kekerasan terhadap anak, imigran gelap dan pergerakan ilegal para pengungsi, terorisme, organisasi kriminal, kejahatan keuangan, kejahatan terhadap lingkungan hidup dll (hal 37). Oleh karena itu, intelijen strategis dalam penegakkan hukum digunakan untuk menganalisis dan memperkirakan perubahan dan perputaran bentuk-bentuk tindakan kriminal, tingkah laku sosial dan kerentanan sosial yang memicu terjadinya kriminalitas, sehingga intelijen strategis sangat diperlukan pemerintah dalam mengidentifikasikan kemampuan dan mengambil peluang yang ada untuk memerangi atau meminimalisir kejahatan itu sendiri (hal 44)
Sementara itu di bagian ketiga, penulis menekankan bahwa intelijen strategis tersebut adalah alat yang esensial dalam pengembangan penegakkan hukum secara modern baik untuk kebijakan, perencanaan ataupun program-programnya, hal ini disebabkan karena peranan penting dari intelijen strategis adalah mendukung pencapaian tujuan secara strategis dan praktis (hal 74).
Intelijen strategis harus dapat memberikan penjelasan ataupun pemahaman kepada user/manager tentang apa yang membuat kejahatan dapat muncul, bagaimana mereka beroperasi, siapa saja yang terlibat dalam kejahatan tersebut dan apa dampak yang ditimbulkannya (hal 77).
Sedangkan di bagian keempat, Don Mc Dowell sang penulis menekankan kepada proses dan teknik-teknik dalam menganalisa intelijen strategis dimulai dari pengembangan konsep terutama dengan memahami topik atau UUK yang diberikan oleh user. Seringkali, berpikir secara strategis meliputi kreativitas dan imaginasi, keberanian untuk “lepas” dari batas-batas intelijen “tradisional” dalam melakukan analisa untuk dapat mendukung kebutuhan taktis dan operasional (hal 105).
Yang dimaksud dengan model konseptual adalah sebuah mental image untuk mengembangkan fenomena yang terjadi dan menjelaskannya tentang apa yang sedang terjadi, bagaimana bisa terjadi, siapa saja yang terlibat di dalamnya serta mengapa hal tersebut dapat eksis (hal 109). Oleh karena itu, dalam membuat intelijen strategis ada sejumlah pertanyaan yang relevan untuk dijawab antara lain, apa yang terjadi, mengapa bisa terjadi, apa yang akan terjadian di kemudian hari dan apa hasilnya (hal 112).
Setelah itu langkah berikutnya adalah mendefinisikan penugasan atau analisa tugas yang dapat dilakukan dengan cara antara lain : pertama, mengembangkan ide-ide pokok, mengembangkan ide-ide pokok tersebut misalnya jika terkait dengan kriminalitas maka ada beberapa pertanyaannya antara lain apa yang membuat kriminalitas tersebut terjadi, siapa yang terlibat dalam memfasilitasi, mendanai dan mengorganisasi, bagaimana “struktur” organisasi kriminal tersebut, siapa yang menjadi korban, apa motivasinya, apa hasil langsung dari kejahatan tersebut terhadap pelaku dan para korbannya, apa hasil tidak langsungnya, apa yang dapat dilakukan terhadap kriminalitas dan dampaknya serta apalagi yang dapat dilakukan dalam menghadapi kriminalitas. Kedua, melakukan brainstorming untuk mendefinisikan permasalahan dilakukan dengan cara mengidentifikasi permasalahan secara jelas, merumuskan tujuannya, memilih orang-orang yang diajak berdiskusi untuk membahasnya secara serius, menjadwalkan pelaksanaan diskusi, merancang sumber-sumber yang diperlukan, membuat catatan dan mengembangkan “mind maps”. Ketiga, menyortir, mengelompokkan dan memformat semua elemen yang ada. (hal 122)
Selanjutnya proses pembuatan intelijen strategis itu mempunyai sejumlah elemen antara lain, UUK (original task), mengembangkan konsep kerangka kerja, mendefinisikan permasalahan, mengembangkan term of reference (TOR), mempersiapkan perencanaan pekerjaan proyek, perencanaan dan pengimplementasian dengan pengumpulan data, menyortir dan mengevaluasi data yang masuk, integrasi, analisis dan menginterpretasikan data, membuat hipotesis umum, membuat progress reviews, mempersiapkan laporan kajian strategis, review akhir terhadap tugas pokok dikaitkan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam TOR, melakukan distribusi laporan dan menganalisis ulang setelah pelaksanaan kegiatan (hal 135)
Dalam melakukan analisis intelijen strategis harus menggunakan teori-teori yang relevan, menggunakan logika membaca situasi serta menggabungkan semuanya dengan pendapat-pendapat pribadi sang analis (hal 159).
Pada bagian kelima, penulis menekankan bahwa bagian dari peranan dan fungsi dari staf intelijen adalah “menjual” ide-ide dan konsep dari pelaksanaan intelijen yang profesional (hal 255).
Di beberapa negara seperti Eropa, Amerika Utara dan Australia sekarang ini telah berkembang banyak universitas yang mencetak praktisi-praktisi intelijen yang profesional dan diperebutkan (hal 260).
Secara garis besar, buku karanggan Don Mc Dowell yang juga menulis buku tentang Strategic Intelligence Analysis : Guidelines on Methodology and Application (1997) dan Strategic Intelligence and Analysis : Selected Writings (1998) ini menyatakan, intelijen strategis itu terkait dengan bagaimana user atau manager dapat menghindari kegagalan dan meminimalisasi resiko yang akan dihadapinya ke depan (hal 265).
Menurut peresensi, buku ini sangat penting dijadikan referensi utama bagi mahasiswa yang berminat dalam bidang intelijen, termasuk sangat bermanfaat bagi dosen-dosen STIN khususnya yang mengajarkan mata kuliah intelstrat, identifikasi masalah intelijen, dasar-dasar analisis intelijen, aplikasi analisa intelijen serta pengantar intelijen. Selain buku ini, ada buku lainnya yang patut dipahami oleh mahasiswa dan kalangan dosen khususnya dosen STIN adalah buku berjudul “Paradoxes of Strategic Intelligence” karangan Prof. Richard K Betts dan Thomas G Mahnken.