Manfaat Intelijen Bagi Korporasi
Banyak orang jika mendengar kata “intelijen” maka dibenaknya akan muncul suatu operasi rahasia, spionase, atau penyadapan. Sedikit orang yang akan menghubungkan kata intelijen dengan arti sesungguhnya yang berasal dari kata “intelligence” yang berarti kecerdasan.
Intelijen secara umum dapat dibagi menjadi tiga definisi dasar[1]. Pertama intelijen sebagai pengetahuan, yaitu intelijen yang digunakan sebagai metode untuk menghasilkan sistem peringatan dini dan sistem deteksi dini. Intelijen dalam konteks sebagai sebuah pengetahuan, Clauser (2008) menyatakan bahwa intelijen adalah informasi yang telah dievaluasi. Selanjutnya Clauser (2008) menyebutkan bahwa tujuan intelijen adalah untuk membantu para penyusun kebijakan dan perencana untuk mengambil keputusan yang bersifat efektif[2]. Definisi kedua pengamanan dan penggalangan yang dilakukan untuk memperoleh bahan baku analisis intelijen. Definisi ketiga adalah intelijen sebagai organsisasi yaitu suatu entitas yang mempunyai struktur dan sistem dengan fungsi untuk menghasilkan pengetahuan atau informasi intelijen. Senada dengan pengertian tersebut, Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kata intelijen sebagai hal yang berkaitan dengan orang yang bertugas mencari keterangan atau mengamat-amati seseorang.
Dalam konteks ilmu psikologi, Hendropriyono (2013)[3] menerangkan bahwa yang dimaksud dengan intelijen adalah kemampuan yang dipunyai manusia, dalam mengambil manfaat dari pengalaman-pengalamannya di masa lalu, yang berguna untuk mengatasi situasi baru, yang sedang dan akan dihadapinya. Intelijen lebih dikenal terlebih dahulu dalam dunia militer. Hendropriyono (2013)[4] mengatakan bahwa intelijen militer adalah ilmu yang membahas pengetahuan tentang cuaca, medan, dan musuh (cu me mu). Lebih lanjut Hendropriyono juga menjelaskan bahwa metamorfosa sasaran intelijen yang lebih luas dari cuaca, medan, musuh tersebut adalah trigatra (geografis, demografis, dan kondisi sosial) yang merupakan fungsi-fungsi dari intelijen teritorial, kependudukan, politik, ekonomi, perdagangan, industri, sosial, budaya, teknologi, hukum, pertahanan, dan keamanan.
Prunckun[5] mendefinisikan arti intelijen dalam empat hal sebagai berikut :
- Action or Processes used to produce knowledge.
- The body of knowledge there by produced.
- Organizations that deal in knowledge (e.g., an intelligence agency).;
- The reports and briefings produced in the process or by such organizations.
Dari definisi dari Prunckun (2010) tersebut dapat diartikan bahwa intelijen mempunyai empat arti yaitu tindakan-tindakan untuk menghasilkan pengetahuan, badan untuk menghasilkan pengetahuan, organisasi yang menangani pengetahuan, dan laporan serta uraian yang dihasilkan oleh proses atau organisasi. Prunckun (2010) selanjutnya menjelaskan lebih detail definisi dari intelijen sebagai proses[6]. Intelijen mempunyai serangkaian prosedur atau langkah yang membentuk suatu lingkaran atau siklus. Hal ini biasa disebut sebagai siklus intelijen (intelligence cycles).
Dalam siklus intelijen ini, Prunckun menjelaskan bahwa siklus terdiri dari tujuh langkah yang lima langkah awalnya merupakan fokus dari intelijen yaitu :
- Direction Setting;
- Information Collection;
- Data Collation;
- Data Manipulation and Processing; and
- Data Analysis
Kemudian lima siklus tersebut akan diikuti oleh dua langkah selanjutnya yaitu :
- Report writing; and
- Dissemination to decision makers.
Dapat disimpulkan di sini bahwa intelijen adalah rangkaian kegiatan untuk mencari dan menganalisis informasi, dan menyajikannya menjadi suatu produk intelijen yang berguna bagi pendukung pengambilan keputusan suatu organisasi.
Intelijen Kompetitif
Perkembangan intelijen di Indonesia tidak hanya menjadi milik pertahanan dan keamanan sudah diperkirakan jauh sebelumnya. Dalam buku Intelligence (Fungsi dan Perannja) P. Napitipulu, 1966 disebutkan bahwa :
Dan djika tadinja dinas-dinas inteligence kita hanja terdapat pada departemen-departemen Luar Negeri, Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, Angkatan Kepolisian Negara dan Kedjaksaan Agung, maka dimasa jang akan datang dinas-dinas intelligence (intelligence maupun security) Indonesia akan disebarkan dari Departemen Luar Negeri sampai Departemen Dalam Negeri, dari Departemen Perindustrian sampai Departemen Pedagangan, dari Departemen Kehakiman sampai Departemen Angkatan Kepolisian, dari Departemen PDK hingga Departemen Agama dan sererusnja. Pendek kata, aktivitas intelligence kita akan sangat luas, omnipresent, extensif dan intensif.
Dari peryataan tersebut maka menjadi hal yang sangat wajar jika sekarang di Indonesia intelijen juga sudah berkembang ke dalam sektor swasta seperti perusahaan, LSM bahkan organisasi buruh. Intelijen yang semula menjadi suatu hal yang tertutup, penuh rahasia, dan tidak tersentuh, akhir-akhir ini seolah melebur menjadi hal yang lumrah dengan munculnya intelijen kompetitif.
Intelijen yang berkembang ke sektor swasta seperti di perusahaan yang lebih dikenal dengan intelijen kompetitif Kahaner (1996)[7] mengatakan bahwa “intelijen kompetitif adalah program sistematik untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang kegiatan para pesaing dan kecenderungan-kecenderungan bisnis umum untuk mewujudkan tujuan perusahaan anda sendiri”.
Secara teknis antara intelijen yang biasa digunakan oleh negara (militer dan penegak hukum) hampir sama dengan intelijen kompetitif. Kahaner (1996) menjelaskan lebih lanjut tentang definisi intelijen dalam konteks intelijen kompetitif sebagai berikut : “intelijen adalah pengumpulan butir-butir informasi yang telah disaring, disuling, dan dianalisis.” Definisi lain tentang intelijen kompetitif seperti yang diungkapkan Siswosoemarto (2010)[8] adalah “kegiatan monitoring lingkungan eksternal sebuah perusahaan untuk mendapatkan informasi yang relevan bagi proses pembuatan kebijakan perusahaan tersebut”.
Intelijen kompetitif bukan sekedar memata-matai dan mencuri informasi dari pesaing, intelijen kompetitif juga melakukan analisis terhadap kondisi eksternal yang dapat mempengaruhi kondisi perusahaan. Seperti proses intelijen secara umum, intelijen kompetitif mempunyai siklus. Kahaner (1996) menjelaskan empat langkah dalam intelijen kompetitif sebagai berikut
Perencanaan dan Pengarahan, tahap ini adalah ujung dari siklus intelijen. Dalam konteks intelijen komptetitif maka pada tahap ini manajemen perusahaan memutuskan jenis intelijen apa yang dibutuhkan. Tahap ini juga merupakan ujung dari tahapan berikutnya jika kebutuhan-kebutuhan intelijen berikutnya diperlukan.
Pengumpulan, tahapan ini adalah pengumpulan informasi mentah yang nantinya akan diolah menjadi intelijen. Biasanya pada intelijen kompetitif, informasi diperoleh dari sumber terbuka (open source) seperti koran, majalah, jurnal, media masa lain, atau bahkan laporan tahunan yang dikeluarkan pihak-pihak tertentu secara terbuka.
Analisis, tahap analisis adalah tahapan paling sulit dilakukan dalam siklus proses intelijen kompetitif. Dalam melakukan analisis informasi, seorang analis akan mencari pola–pola dan menghasilkan skenario berdasarkan pengetahuan yang telah dipelajari dan pengalaman yang telah dialami.
Penyebaran, setelah informasi dianalisis dan menjadi suatu intelijen atau pengetahuan, maka produk intelijen tersebut akan diserahkan kepada pemintanya. Produk intelijen ini harus bisa memberikan rekomendasi berkaitan dengan konteks obyek yang dianalisis. Sering kali manajemen penerima produk intelijen akan meminta produk intelijen lanjutan sehingga siklus akan dimulai dari awal lagi (perencanaan dan pengarahan).
Intelijen kompetitif dilakukan oleh perusahaan dengan tujuan-tujuan sebagai berikut (Kahaner : 1996) :
- Mengantisipasi perubahan pasarse
- Mengantisipasi kegiatan para pesaing
- Untuk menemukan pesaing yang baru (potensial)
- Untuk belajar dari keberhasilan atau kegagalan orang lain
- Menambah jumlah dan mutu sasaran akuisisi
- Belajar tentang teknologi, produk, dan proses-proses baru yang mempengaruhi bisnis
- Belajar tentang perubahan politis, legislatif atau pengaturan yang dapat mempengaruhi bisnis
- Memasuki bisnis baru
- Melihat praktik bisnis sendiri dengan pikiran yang terbuka
- Membantu menerapkan sarana manajemen yang muthakir
Intelijen kompetitif digunakan untuk melihat faktor-faktor berpengaruh terhadap perusahaan yang disajikan dalam produk intelijen. Produk intelijen ini akan digunakan oleh manajemen sebagai pendukung pengambilan keputusan.
Intelijen kompetitif tidak sekedar memata-matai kompetitor tetapi melakukan analisis ilmiah atas potensi ancaman, kerentanan, dan risiko yang dimiliki serta menghasilkan skenario yang akan direkomendasikan kepada pengambil keputusan. Intelijen kompetitif berfungsi sebagai alat untuk mendukung dalam pengambilan keputusan.
Intelijen sering kali menjadi faktor penentu dalam pengambilan keputusan organisasi bisnis. Keputusan stratejik organisasi tentu saja harus didukung oleh analisis intelijen yang kritis, detail, dan komprehensif. Kerangka kerja dengan menggunakan lingkaran intelijen sangat tepat digunakan untuk menganalisis intelijen yang akan dialami organisasi.
Teknik analisis ancaman, kerentanan dan risiko seperti yang diuraikan oleh Prunckun (2010) linear untuk digunakan sebagai metode analisis intelijen di organisasi. Teknik tersebut mempunyai tujuan bagaimana organisasi mampu mencegah pendadakan strategis yang dilakukan oleh oposisi.
Metode analisis intelijen secara umum mempunyai tiga hal pokok yaitu (1) ancaman, yang merupakan analisis mengenai oposisi/lawan dari organisasi yang perlu diidentifikasi dengan detail; (2) kerentanan, analisis tentang kelemahan internal dari organisasi; dan (3) risiko, merupakan analisis tentang hal-hal yang tidak bisa dikendalikan.
Ancaman terdiri dari dua hal pokok, yaitu kapabilitas atau kemampuan yang dimiliki oleh lawan dan itensi atau alasan lawan melakukan serangan. Kerentanan ditentukan oleh daya tarik sasaran, sistem pengamanan (kemudahan diserang) dan dampak serangan. Analisis risiko adalah menghitung variabel eksternal yang tidak bisa dipengaruhi oleh organisasi. Risiko dianalisis dengan cara menghitung probabilitas serangan dan skala dampak yang diperkirakan akan terjadi.
Manfaat Intelijen bagi Korporasi
Intelijen mempunyai tiga fungsi dasar yaitu sebagai peringatan dini, pendukung pengambilan keputusan, dan membuat perkiraan. Tren penggunaan intelijen di lembaga non militer dan penegak hukum yang semakin “lumrah” sesuai dengan ketiga fungsi dasar tersebut. Intelijen bisa melekat di bagian-bagian korporasi yang sudah membumi di dunia bisnis. Di beberapa korporasi fungsi intelijen kompetitif berada pada fungsi risk management, business development, security, bahkan ada yang melekatkan pada bagian human capital sebagai fungsi yang melakukan background check.
Fungsi intelijen sebagai peringatan dini dalam korporasi dapat digunakan dalam beberapa sektor, seperti untuk perkiraan tren bisnis, situasi sosial terutama bagi perusahaan yang rentan terhadap konflik sosial seperti pertambangan, perkebunan, dan infrastruktur. Perusahaan yang rentan terhadap konflik sosial biasanya dipicu oleh masalah lahan, tenaga kerja, dan lingkungan. Jika tidak ada peringatan dini bagi perusahaan maka konflik sosial akan berdampak buruh bagi kelanjutan korporasi. Fungsi intelijen yang memberikan peringatan dini bagi perusahaan dapat mencegah terjadinya pendadakan strategis bagi korporasi. Peringatan dini merupakan suatu kesempatan emas bagi perusahaan untuk menyiapkan skenario tanggap strategi,
Intelijen juga dapat berfungsi sebagai pendukung pengambilan keputusan. Dalam dunia hukum dan militer, intelijen berfungsi sebagai pendukung operasi. Informasi-informasi yang diperoleh dari aktivitas intelijen merupakan suatu kunci kemenangan atau keberhasilan. Fungsi intelijen untuk menghasikan suatu perkiraan sangat penting bagi korporasi. Intelijen dengan teknik-teknik analisisnya yang ilmiah seperti penggunaan timeline and key dates analysis, event and commodity flow analysis, SWOT, PEST, bahkan financial analysis dapat membantu pengambil keputusan di korporasi untuk menentukan langkah-langkah bisnis yang menguntungkan.
Penutup
Intelijen tidak hanya milik militer dan aparat penegak hukum. Intelijen sebagai ilmu pengetahuan jika digunakan dengan tepat dapat dimanfaatkan oleh korporasi, bahkan organisasi-organisasi sipil lainnya. Fungsi intelijen untuk menghasilkan peringatan dini, pendukung pengambilan keputusan dan membuat perkiraan secara ilmiah dapat dimanfaatkan oleh korporasi untuk menjamin keberlanjutan usahanya.**
Referensi
[1] Yuwono, Ismantoro Dwi (2011), Kupas Tuntas Intelijen Negara, Pustaka Yustisia, hal 25
[2] Clauser, Jerome, (2008), An Introduction to Intelligence Research and Analysis, Maryland: The Rowman & Littlefield Publishing Group Inc, page 10
[3] Hendropriyono, AM, Filsafat Intelijen Negara Republik Indonesia, Penerbit Buku Kompas, hal 27
[4] Ibid, hal 23
[5] Prunckun, Hank (2010), Handbook of Scientific Methods of Inquiry for Intelligence Analysis, Scarecrow Press, Inc, p 3.
[6] Ibid., p 4-5
[7] Kaharaner, Larry (1996), Competitive Intelligence, Simon & Schuster, Rockefeller Center, p-4.
[8] Siswosoemarto, Rubijanto Phd,. (2012), Intelijen Ekonomi, Teori dan Aplikasi, Gramedia Pustaka Utama p-96.
[9] Gilad, Ben (2003), Early Warning, Using Competitive Intelligence to Anticipate Market Shifts, Control Risk, and Create Powerful Strategies, American Management Association, p-69.