Skenario Terburuk : Timur Tengah

Skenario Terburuk : Timur Tengah

 Analisis dari Tulisan : Marvin J Cetron & Owen Davies (Worst Case Scenario: Middle East)

Konflik di Timur Tengah merupakan sebuah konflik dengan tingkat kompleksitas yang tinggi. Presiden AS era 1940-an, Eisenhower, pernah menggambarkan bahwa timur tengah merupakan tanah kaya raya yang harus dijaga oleh Amerika. “Di sanalah tempat paling terpenting di dunia berada.” Bahkan muncul anggapan “Siapa yang menguasai Timur Tengah, maka akan menguasai dunia.” Dalam dunia militer pun juga terdapat anggapan “Siapa yang menguasai energi, dunia berada dalam genggamannya.” Sebagai sebuah negara yang superpower, tentu saja Amerika sangat paham akan hal ini. Untuk menjadi penguasa dunia, maka harus menguasai energi. Dan sebagian besar cadangan energi khususnya energi minyak berada di Timur Tengah. Untuk dapat menguasai energi, tentu saja berbagai cara ditempuh.

Amerika mempunyai kepentingan yang sangat besar terhadap situasi di Timur Tengah. Fakta bahwa 31% minyak dunia dihasilkan di Timur Tengah dan 2/3 pasokan minyak untuk Amerika diimport dari Timur Tengah membuat Amerika mau tidak mau ekonominya tergantung kepada stabilitas keamanan Timur Tengah.

Cetron dan Davies dalam tulisannya yang berjudul “Worst Case Scenario : Middle East (Skenario Kasus Terburuk : Timur Tengah) menulis bahwa “keterlibatan” Amerika Serikat dalam konflik Timur Tengah berimplikasi terhadap perekonomian Amerika Serikat, khususnya dalam hal kebutuhan pasokan minyak dan energi.

Aargumen yang mendasari terjadinya krisis atau konflik di kawasan Timteng yaitu :

  • Iran yang mendukung kelompok ekstrimis Syik setelah dominasi Saddam Husein di Iraq.
  • Militer Amerika Serikat datang untuk mencegah pendudukan negara Iraq oleh kelompok minoritas Sunni.
  • Jika militer Amerika Serikat meninggalkan Iraq, Syria dan Arab Saudi akan terlibat keributan atau perdebatan terkait dengan Sunni, hal ini seperti diingatkan King Abdullah kepada Wapres AS Dick Cheney pada Desember 2006.
  • Turki akan meraih keuntungan jika terjadi chaos untuk menata konflik panjang dengan suku Kurdi di Iraq bagian utara.

Perang Irak jelas akan menginspirasi, merekrut, melatih dan pertempuran yang semakin keras bagi generasi baru teroris untuk mengalihkan perhatiannya kepada Amerika Serikat dan sekutunya, khususnya Inggris dan Perancis.

Amerika Serikat mempunyai empat kepentingan mendasar di Timur Tengah yaitu:

  • masalah Israel

Keamanan Israel adalah salah satu tujuan yang harus dijaga Amerika Serikat dalam konflik Timur Tengah, karena Israel adalah tipe demokrasi barat satu-satunya di Timur Tengah dan sekutu utama Amerika Serikat di Timur Tengah, hal ini disebabkan karena banyak politisi utama di Amerika Serikat memiliki kepentingan pribadi atau masih ada keturunan dengan Yahudi Israel

  • terorisme

Bagaimana memadamkan aksi terorisme khususnya di Mekkah Arab Saudi, hal ini disebabkan karena terorisme adalah isu fundamental yang melatarbelakangi hubungan AS-Israel. Bagaimanapun juga, perang di kawasan regional ini akan semakin membawa banyak aksi terorisme melawan Barat, dimana setidaknya disebabkan karena dua kemungkinan yaitu perang all out antara Sunni dan Syiah akan mengurangi terorisme anti Barat, hal ini dengan skenario kelompok ekstrimis dari berbagai negara Islam akan datang ke Timteng untuk bertempur dalam berbagai konflik dengan kepatuhan atau kemungkinan kedua yaitu kedua pihak terlibat dalam perang bersaudara, dimana kelompok ekstrimis yang sudah datang ke kawasan ini mendapatkan ancaman yang parah dari pemerintah yang berkuasa. Konflik Timteng akan membahayakan ketersediaan minyak bagi negara Barat pada beberapa tahun.

  • non proliferasi nuklir

Kepentingan dasar lainnya AS di Timteng adalah masalah proliferasi nuklir, khususnya yang dimiliki Iran yang dilaporkan bisa menyerang Israel sewaktu-waktu. Sebenarnya, dikawasan Timteng ada beberapa negara yang memproduksi nuklir seperti Turki, Mesir, Bahrain, Jordania, Kuwait, Syiria, Oman, Qatar dan UAE. Beberapa kalangan di AS juga mengingatkan perlunya secara realistik melihat kemampuan rudal Iran apakah bisa mencapai jarak 3,500 Km sehingga dapat menjangkau Iraq bahkan 5,000 Km yang bisa ditembakkan dari kapal selam sehingga juga membahayakan AS seperti dilaporkan mantan Direktur Intelijen Israel Shabtai Shavit.

Jika ada kemungkinan untuk menyerang program nuklir milik Iran, maka Arab Saudi akan mengijinkan pesawat Israel melintasi wilayah udaranya, karena ada adagium yang berlaku di kawasan Timur Tengah yaitu “musuh dari musuh saya adalah teman saya”. Persoalan nuklir di kawasan Timur Tengah ini menjadi semakin parah ketika ada beberapa literatur yang bersifat rahasia yang menyebabkan dalam konflik Timteng ada kemungkinan Pakistan memberikan bantuan nuklir kepada kelompok Sunni dalam berperang melawan Israel

  • minyak.

Masalah lainnya yang memusingkan AS terkait konflik di Timteng adalah munculnya resiko keamanan yang terus berlanjut akibat ketergantungan pasokan minyak dari kawasan Timteng, dimana 2/3 kebutuhan minyak AS diimpor dari Timteng. Tidak hanya AS yang tergantung kepada impor minyak Timteng, namun ada beberapa negara lainnya yaitu Jepang, Eropa, India dan Cina, sehingga berlanjutnya konflik Timteng dikhawatirkan akan menimbulkan resesi ekonomi yang panjang atau kemungkinan depresi di Amerika Serikat

Menghadapi kemungkinan berlanjutnya konflik Timteng, maka energy independence perlu dilakukan Amerika Serikat dengan cara :

  • pengeboran Arctic
  • membuat banyak kilang minyak
  • pembangkit tenaga nuklir
  • gasifikasi batubara dalam rangka menciptakan energi alternatif
  • menciptakan energi yang terbarukan
  • pengembangan minyak serpih, dimana AS memiliki deposit cadangan minyak ini sebanyak 1 trilyun barrel. Pengadaan oil shale (minyak serpih) akan mengakibatkan degradasi dan remediasi lingkungan.

Tidak hanya AS saja yang akan terkena dampak konflik Timteng, namun sejumlah negara juga akan mengalami dampaknya antara lain:

  • Cina yang kemungkinan pertumbuhan ekonominya sebagai kekuatan global akan sedikit berkurang
  • Rusia akan mengambil keuntungan dari perang Timteng, karena negara-negara Barat akan sangat tergantung kepada minyak Rusia dan Rusia akan menjadi negara kaya.
  • India akan mengamankan kecukupan minyak untuk negaranya sendiri dan beberapa negara Eropa lainnya tergantung kekuatan atom dan akan membuat sejumlah reaktor dan minyak berasal dari India.

Konflik Timteng yang berkepanjangan akan menimbulkan potensi kesuraman di berbagai belahan dunia lainnya, termasuk kemungkinan terjadinya kembali resesi ekonomi global seperti pada tahun 1930-an. Bagi Amerika Serikat, setidaknya ada 7 skenario terburuk terkait dengan konflik Timteng yaitu :

  • Amerika Serikat harus lepas dari Iraq
  • melakukan intervensi terhadap Israel terkait masalah Palestina
  • mendukung reformasi dalam Islam
  • defanging Pakistan karena Pakistan memiliki kemampuan membuat senjata nuklir yang lebih hebat dari Iran
  • mempersiapkan adanya keberlanjutan perang di Timteng, khususnya terkait dengan persediaan minyak
  • pembangunan minyak serpih
  • menemukan dan mengembangkan secara cepat energi alternatif seperti solar, angin dan gelombang.

Menurut James Forest, Direktur Studi Terorisme di Akademi Militer AS dan Pusat Perang terhadap Terorisme di West Point, perang regional yang terjadi di Timur Tengah membawa beragam konsekuensi negatif bagi AS yaitu:

  • banyaknya generasi muda baik laki-laki dan perempuan dengan kemampuan gerilya yang baik direkrut Al Qaeda atau berafiliasi dengan organisasi teroris lainnya
  • adanya penjualan senjata gelap
  • beragam aktivitas kriminal dan pelanggaran HAM seperti genosida.

Marvin J Cetron dan Owen Davies melihat bahwa krisis politik yang terjadi di kawasan Timur Tengah mengindikasikan sejumlah kecenderungan terkini yang memiliki dampak potensial terutama terkait dengan stabilitas kawasan di Timur Tengah, termasuk perekonomian dunia terutama pasokan minyak dimana hal ini disebabkan karena 31% produksi minyak dunia dihasilkan dari kawasan Timur Tengah ini.

Menurut Cetron dan Davies dalam tulisannya yang berjudul “Worst Case Scenario : Middle East (Skenario Kasus Terburuk : Timur Tengah) ini pada intinya menulis bahwa “keterlibatan” Amerika Serikat dalam konflik Timur Tengah berimplikasi terhadap perekonomian Amerika Serikat, khususnya dalam hal kebutuhan pasokan minyak dan energi. Untuk itu Amerika mempersiapkan skenario kemungkinan terburuk untuk mengatisipasi dampak yang dimungkinkan terjadi di Amerika.

Print Friendly, PDF & Email

Share This:

jurnalintelijen

Subscribe

verba volant scripta manent