Tren Intelijen Sosial

*Di ambil dari jurnal karya Martin Harryssoon, Estelle Metayer and Hugo Sarrasin
Di beberapa perusahaan, banyak pelaku pasar yang telah menjadi penggiat utama di media sosial untuk melihat bagaimana konsumen berpikir dan bersikap. Seiring dengan berkembangnya teknologi sosial, organisasi juga menjadi lebih kuat, dan akhirnya menjadi sadar akan peranan strategi kompetitif. Dalam kaitannya, media sosial seharusnya dapat membantu perusahaan untuk mengumpulkan informasi dari publik yang tidak dapat dijangkau dengan teknik tradisional, untuk digunakan sebagai acuan membuat pelaporan tentang bisnis mereka.
Saat ini, banyak orang telah memiliki pengetahuan yang tinggi tentang persepsi pasar dan telah secara bebas bertukar data dan sudut pandang dengan jejaring sosial. Dengan mengidentifikasi hal ini, analisis yang berfokus pada web dapat membuat strategi berdasarkan data media sosial, dan organisasi yang menginginkannya dapat membangun intelijen sosial yang dapat membuat gambaran sebaran global dan real time.
Media sosial saat ini menciptakan peta informasi baru. Analis kompetitif saat ini membedakan sumber pokok seperti dari kompetitor dan ahli dengan informasi dengan sumber sekunder seperti data publikasi, artikel, riset pasar. Intelijen sosial beroperasi di tempat yang berbeda yaitu mengidentifikasi masyarakat dan percakapannya dalam ranah sosial. Percakapan ini terjadi secara real time, sehingga dapat digunakan pada waktu itu juga.
Contohnya, salah satu perusahaan obat di Perancis mengeluarkan obat diabetes, tetapi pada 2009, obat tersebut ditarik dari pasaran karena banyaknya pertanyaan tentang keamanannya. Padahal, obat tersebut telah beredar sejak 1976, tanpa ada pemberitaan media yang berarti. Namun demikian, pada 2003, beberapa forum online memediasi percakapan antarpasien yang mengalami dampak negatif akibat penggunaan obat tersebut. Pada akhirnya, pada tahun 2006, analis media sosial perancis menemukan bahwa obat tersebut perlu ditarik karena efeknya yang berbahaya.
Analis intelijen terkadang dalam pelaporannya condong kepada pola pikir yang telah diterima oleh usernya. Menemukan sudut pandang yang beraneka ragam dari temua media sosial dapat membantu proses pengecekan, dan akhirnya dapat menguak beberapa kebenaran yang tidak dapat didapatkan dari satu teknik analisis saja.
Analis pada umumnya menghabiskan 80% dari waktunya untuk mengumpulkan informasi, sebelum memulai proses analisis. Dengan intelijen sosial proses ini dapat ditekan karena beberapa perangkat dapat melakukan tugas ini dengan cepat, dengan membuat pemetaan yang dinamis, sehingga dapat diketahui dengan pasti ketika analisis dilakukan, data yang didapat sesuai dengan apa yang terjadi pada saat itu juga (real time).
Perusahaan saat ini merekrut beberapa orang dengan kemampuan analisis dan riset yang baik. Namun, analis dalam media sosial perlu memiliki kemampuan yang lain, seperti kemampuan untuk berkomunikasi dan masuk dalam tren komunitas online, dan memiliki rasa ingin tahu yang lebih. Mereka harus bisa memburu informasi, yang tentunya berbeda dengan hanya mengumpulkan. Perusahaan akan berinvestasi dalam aspek tersebut, yang juga melibatkan perangkat-perangkat, seperti pemetaan jaringan, matriks pengaruh yang ditimbulkan akan suatu tren, dan analis juga perlu mengatur jaringan-jaringan ini agar terus dapat terhubung.
Adanya kuantitas yang besar terkait dengan data media sosial yang semakin meluas dan membesar, memunculkan metode baru dalam analisis dan akhirnya dapat menghasilkan pandangan yang berlainan pula. Pada 2012, jajaran direksi dari salah satu perusahaan telekomunikasi besar membuat riset di sosial media untuk mendapatkan gambaran mendetail tentang percakapan konsumen tentang perusahaan tersebut. Hasilnya sangat mengejutkan dan signifikan, yaitu muncul kesadaran kecepatan data 4G dan perangkat baru menarik perhatian diskusi, dan para konsumen memiliki sudut pandang tersendiri tentang kompetitor.
Kemunculan media sosial seperti forum diskusi, twitter, cnet, facebook, dan lain sebagainya, mengindikasi bahwa telah terjadi ledakan besar dalam teknik analisis melalui media sosial, dan perusahaan perlu memiliki ahli dalam bidang ini untuk kelangsungan eksistensinya. Pada akhirnya kemunculan teknik analisis yang baru ini juga mampu memunculkan sudut pandang berlainan, yang dapat memperbaiki kebijakan yang akan diambil.
Saat ini, perangkat lunak telah berkembang pesat, dengan menawarkan pelayanan yang serba otomatis, dengan memunculkan berita yang akurat, diskusi dengan para ahli, data pasar yang terbaru, dan feedback dari konsumen. Perangkat lunak seperti Flipboard, menawarkan format yang otomatis, dengan mengolah data-data pengguna, kemudian diproses sedemikian rupa sehingga menghasilkan informasi yang diinginkan. Kemudian, setelah informasi dimunculkan, Flipboard juga memberikan kesempatan bagi pengguna untuk memberikan penilaian tentang relevansi dan ketepatannya dengan apa yang sebenarnya diinginkan. Desain perangkat seperti ini yang nantinya membangun database yang kuat.